TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Demokrat, Ruhut Sitompul, mempertanyakan kedatangan ketiga anggota Majelis Kehormatan Dewan (MKD) dari Fraksi Golkar di acara konferensi pers Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam konferensi pers pada Jumat, 11 Desember lalu kata Ruhut, sebenarnya Luhut mengundang semua anggota MKD, namun hanya Kahar Muzakir, Ridwan Bae, dan Adies Kadir yang datang.
“Kalau itu kan aku bilang, itu pasti ada udang di balik batu. Orang yang paling dekat dengan Pak Presiden, kan Pak Luhut. Semua MKD diundang, tapi yang tiga ini datang pasti ada hidden agenda. Dikiranya Pak Luhut akan membela Novanto dan membela Riza Chalid di mata Presiden. Tapi percayalah, itu tidak akan dilakukan,” kata Ruhut saat dihubungi pada Minggu, 13 Desember 2015.
Menurut Ruhut, kedatangan ketiga anggota MKD dari Golkar tersebut kemungkinan untuk mempengaruhi Luhut agar membela Setya Novanto di dalam sidang MKD. Namun Ruhut meyakinkan bahwa hal itu tidak akan terjadi karena Luhut pernah berkata kepadanya bahwa ingin mendatangi MKD dan memberikan kesaksian secara terbuka.
“Sidang MKD nanti Pak Luhut maunya terbuka. Dia ingin meluruskan apa yang sebenarnya terjadi. Pertemuan itu kan usahanya Novanto, Riza, jual nama Luhut ke Maroef,” kata Ruhut.
Nama Luhut banyak disebut di dalam bukti rekaman percakapan yang dilaporkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said ke MKD. Dalam percakapan antara Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan bos Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin itu nama Luhut disebut setidaknya 66 kali.
“Jadi kita harus pakai akal. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya,” begitu salah satu ucapan yang diduga Novanto.
Dalam konferensi pers pada Jumat lalu, Luhut justru tidak menumpahkan kekesalannya kepada Setya Novanto dan Riza Chalid yang telah membawa-bawa namanya. Ia menyebut Riza Chalid dan Novanto kawan lamanya. Luhut malah terlihat marah kepada pihak-pihak yang membongkar dugaan pencatutan nama presidan dan wakil presiden oleh Novanto.
Namun, kata Ruhut, sebenarnya Luhut juga marah kepada Setya Novanto. Menurut Ruhut, Luhut hanya menyayangkan pemberitaan yang selama ini menyudutkannya karena disebut ikut skenario Setya Novanto. “Dengan adanya nama dia, kan dia merasa dipojokkan. Jadi itu mungkin kemarahan beliau. Beliau itu maunya, ya sudah, uber terus Novanto dan Riza Chalid. Jangan dia dong,” kata Ruhut.
DESTRIANITA K.