TEMPO.CO, Bojonegoro -Maskun hanya tertunduk. Air mata mengambang di kedua bola mata pria 51 tahun yang sehari-hari bekerja menarik becak itu. Dia lemas melihat rumah baru yang belum juga ‘resmi’ ditempatinya hangus terbakar. Rumah itu berada di Gang Kyai Sulaiman, Kelurahan Klangon, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat 16 Oktober 2015. “Kakak saya stres,” ujar Basir, sang adik.
Rumah yang terbakar itu sebenarnya masih dalam proses renovasi atas biaya donasi sebuah partai politik dalam sebuah program bedah rumah. Sejatinya renovasi rampung dan rumah dikembalikan kepada Maskun dan keluarganya Sabtu 17 Oktober 2015 atau selang sehari dengan peristiwa kebakaran.
Kebakaran itu terjadi ketika renovasi sudah hampir rampung. Bahkan, tiga pekerja sudah siap-siap merapikan lantai dan juga bagian teras depan. Sementara di dapur, pemilik rumah baru saja mematikan api dari tungku dapur, setelah selesai memasak.
Tiba-tiba saja seorang pekerja berteriak melihat api berkobar di dapur. Dalam hitungan detik, api cepat menjalar di dinding kayu. Angin kencang dan suhu udara panas Jumat siang, membuat api cepat membesar. Sejumkah warga berupaya memadamkan api tetapi tidak berhasil.
Beberapa warga kemudian menghubungi pemadam kebakaran di Kantor BPBD Jalan Ahmad Yani, Kota Bojonegoro. Sekitar 15 menit kemudian, datang tiga unit mobil pemadam kebakaran. Sekitar 40 menit kemudian, api baru berhasil dikuasai.
Api menyisakan Maskun juga istri dan empat anaknya tertunduk lesu. Kini, mereka mengungsi ke rumah Basir yang berjarak 70 meter dari lokasi kebakaran. Beberapa surat-surat seperti, ijasah anaknya, juga pakaian serta alat rumah tangga ludes terbakar.
SUJATMIKO