TEMPO.CO , Bandung : Kawasan lokalisasi Saritem di Kota Bandung, Jawa Barat, belum benar-benar mati. Sekalipun sudah dinyatakan resmi ditutup setelah penggerebekan polisi pada Mei lalu, sejumlah wisma di kawasan ini masih membuka diri untuk menerima tamu.
Tampak pula belasan pekerjanya yang dijajakan. Mereka disembunyikan dalam sebuah rumah, terpisah dari wisma. Seorang calo untuk layanan di kawasan itu menyatakan, jumlah pekerja memang jauh berkurang saat ini. Tapi, dia menambahkan, itu karena mereka pulang ke kampung halaman menjelang Ramadan. "Kebanyakan kan yang kerja di sini orang luar kota (Bandung)," kata dia, Ahad 14 Juni 2015.
Kendati tidak seramai sebelum penggerebekan, masih saja ada pelanggan yang hilir mudik memasuki rumah-rumah itu. Sembari santai, beberapa di antaranya menunggu giliran berkencan di ruang tamu wisma.
"Memang tinggal sedikit, sebagian pada pulang ke Jawa. Juga masih ada yang belum dikembalikan dari Dinas Sosial," ujar si calo. "Nanti pas boboran (setelah Lebaran) baru pada balik lagi," kata dia lagi.
Penggerebekan dilakukan kepolisian setempat pada 20 Mei lalu. Saat itu sebanyak 169 pekerja seks ditangkap, kemudian diserahkan ke panti milik Dinas Sosial. Adapun sebanyak 28 muncikari ditetapkan menjadi tersangka lantaran terbukti mempekerjakan perempuan di bawah umur.
Selain itu, pihak kepolisian sebenarnya sudah menyegel puluhan rumah di lokalisasi itu. Tapi semua seperti tidak berjejak. Si calo bahkan mengungkap "agenda" kawasan Saritem yang akan memasuki masa libur per H-2 Ramadan seperti biasanya.
"Biasanya mulai ramai lagi nanti sesudah Lebaran. Soalnya cewek-ceweknya sudah balik lagi," katanya.
IQBAL T. LAZUARDI S | HENGKY SULAKSONO