TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan buruh hari ini memadati sekitar Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Bertepatan dengan peringatan Hari Buruh yang biasa disebut May Day, mereka menyuarakan berbagai tuntutan buruh di depan istana presiden itu.
Ketua Umum Federasi Serikat Logam, Elektronik, dan Mesin, Arif Minardi mengatakan, aksi unjuk rasa tahun ini menyerukan 11 tuntutan kepada pemerintah. "Kami meminta pemerintah serius menanggapi tuntutan kami," kata dia di depan Istana , Jumat, 1 Mei 2015.
Tuntutan yang diminta buruh itu antara lain menolak upah murah dan periodisasi peninjauan upah 2 atau 5 tahun sekali. Mereka juga meminta sistem kerja kontrak dan outsourcing dihapuskan dan pengusaha memberikan kebebasan berserikat kepada buruh. "Kami juga menolak kenaikan BBM secara berkala," kata Arif.
Di sisi tunjangan, buruh meminta pelayanan BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan diperbaiki. Selain itu, juga disediakan rumah sakit dan transportasi khusus buruh. Untuk anak-anak buruh, mereka meminta ada beasiswa khusus pula. "Penegakan hukum juga harus adil. Pokoknya tagih janji kampanye Jokowi: kerja, upah, dan hidup laik," tutur Arif dalam orasinya.
Sementara itu, secara terpisah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menggodok aturan baru terkait upah buruh. "Sekarang kami sedang menyiapkan rancangannya," kata dia di Carrefour MT Haryono, Jakarta, Jumat 1 Mei 2015.
Hanif menerangkan, dalam beleid baru itu akan diatur tentang kenaikan upah buruh yang rencananya akan dilakukan setiap tahun. "Tapi formulanya ini sedang kami persiapkan," katanya.
ERWAN HERMAWAN | MITRA TARIGAN