Bagaimana manfaat ekonomi mangrove dan terumbu karang di Nusa Lembongan? Belum ada lembaga yang melakukan riset. Kita bisa mengacu pada hasil studi valuasi ekonomi di Kabupaten Raja Ampat yang dilakukan Universitas Negeri Papua dan Conservation International Indonesia. Kajian ini dilakukan pada Januari-September 2006.
Menggunakan pendekatan biaya kerugian (cost-based approach), diperkirakan potensi jasa lingkungan dari ekosistem mangrove di Kepulauan Raja Ampat mencapai Rp 18 miliar per tahun atau Rp 180 miliar dalam jangka waktu 20 tahun dengan tingkat suku bunga 10%.
Sementara itu, potensi jasa lingkungan dari ekosistim terumbu karang dengan menggunakan pendekatan biaya pengganti (replacement cost) mencapai angka Rp 511 juta per tahun atau mencapai Rp 48 miliar per tahun untuk jangka waktu 20 tahun dengan tingkat suku bunga 10%.
Dengan menggunakan metode benefit transfer, total nilai guna tak langsung dari jasa lingkungan yang disediakan ekosistem di Kepulauan Raja Ampat (termasuk ekosistem hutan dataran rendah, hutan perbukitan, hutan pegunungan rendah, mangrove, semak, savana) mencapai angka Rp 1,7 triliun per tahun. Atau Rp 16 triliun dalam jangka waktu 20 tahun dengan tingkat suku bunga 10%.
Kajian lain dibuat Profesor Anil Markandya, Luke Brander dan Alistair Mc Vittie. Ketiga ekonom ini, masing-masing menulis riset ilmiah untuk Copenhagen Consensus Center. Mereka menemukan bahwa upaya konservasi dapat menjadi investasi besar. Pada target melindungi terumbu karang misalnya, biaya setiap dollar AS akan membawa manfaat 24 dollar AS.
Sejumlah penelitian memang menemukan bahwa upaya mengurangi setengah tutupan hutan di masa depan, akan membawa manfaat 10 dollar AS untuk pengeluaran setiap 1 dollar AS. Analisis biaya manfaat menunjukan tujuan untuk mengurangi 50% tutupan hutan global , memiliki nilai sosial 5-15 dollar AS untuk pengeluaran setiap dollar AS.
Analisis lain menunjukkan upaya mengurangi kehilangan 50% terumbu karang global membutuhkan biaya 3 miliar dollar AS tiap tahunnya. Ternyata, upaya itu membawa manfaat sedikitnya 72 dollar AS atau 24 dollar AS yang bakal kembali dari pengeluaan satu dollar AS. Aneka manfaat jasa lingkungan itu kini dirasakan warga Nusa Lembongan. “Sektor pariwisata telah menjadi tulang punggung masyarakat,” kata Wayan Suarbawa yang menjadi Sabha Desa (Dewan Pengawas Desa), Desa Adat Nusa Lembongan.
UNTUNG WIDYANTO