INFO NASIONAL - Pertamina melalui Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) Hutan Pertamina, pulihkan lingkungan melalui rehabilitasi mangrove di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini diselenggarakan bersamaan dengan aksi penanaman serentak dalam rangka peringatan hari bakti rimbawan ke – 41, di Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, pada Jumat, 7 Maret 2024.
Kegiatan rehabilitasi mangrove di NTT ini dikoordinir oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Ini merupakan aksi nyata untuk memulihkan lingkungan serta memitigasi perubahan iklim.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Nani Hendiarti mengatakan, program rehabilitasi mangrove di Indonesia, membutuhkan dukungan pentahelix.
Program TJSL Hutan Pertamina ini sejalan dengan proses mitigasi perubahan iklim serta rehabilitasi hutan yang dijalankan secara masif di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, sudah ada lebih dari 6 juta pohon yang sudah ditanam di seluruh Indonesia dan terus akan bertambah setiap tahunnya.
“Pada kick off yang kita laksanakan hari ini diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari pencapaian target nasional 600.000 ha mangrove, dan kami harapkan terjadi peningkatkan mata pencaharian masyarakat dari mangrove”, kata Nani.
Corporate Secretary Pertamina, Brahmantya S. Poewardi mengatakan, tahun ini Pertamina akan melaksanakan rehabilitasi mangrove di sekitar wilayah operasi Pertamina. “Beberapa lokasi bekerjasama dengan Kemenkomarves serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diantaranya di wilayah NTT, Kalimantan Utara, dan Aceh Singkil,” ujarnya.
Program ini merupakan implementasi komitmen Environmental, Social & Governance (ESG) dan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin 13 penanganan perubahan iklim, poin 14 menjaga ekosistem laut dan poin 15 menjaga ekosistem daratan.
Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia G. L. Kalake, memberikan apresiasi kepada seluruh instansi yang telah memberikan perhatian kepada huan mangrove di NTT. Menurutnya, hutan mangrove memiliki fungsi penting dari aspek ekologi, ekonomi, sosial dan budaya.
“Saya memberikan apresiasi khusus kepada Kemenko Marves dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pertamina, perusahaan BUMN dan swasta, yang telah memberikan perhatian besar pada upaya rehab mangrove khususnya di NTT,” katanya.
Harapannya, kegiatan rehabilitasi mangrove di NTT ini dapat mengajak masyarakat luas untuk lebih aktif mencintai lingkungan dan melakukan aksi peduli lingkungan. Sehingga nantinya dapat membantu peningkatan kualitas lingkungan hidup dan juga kualitas hidup masyarakat.(*)