TEMPO.CO, Bangkalan - Anak Siti Zaenab binti Duhri Rupa, tenaga kerja wanita Indonesia yang dieksekusi di Arab Saudi, Syarifuddin, 22 tahun, menulis 48 lembar surat demi ibunya. Menurut Syarif, surat itu tidak berisi tentang isi perasaannya kepada sang ibu.
Surat itu sebenarnya ditujukan kepada 16 dermawan di Arab Saudi. Masing-masing dermawan mendapat tiga lembar surat yang berisi kronologi pembunuhan yang dilakukan Zaenab serta harapan keluarganya.
Lewat surat itu, Syarif ingin meminta sumbangan dana untuk menebus ibunya karena tebusan Rp 2 miliar yang ditawarkan pemerintah indonesia kepada keluarga bekas majikan ibunya ditolak. "Siapa tahu kalau tebusan ditambah ibu dimaafkan," kata Syarif kepada Tempo, Kamis, 16 April 2015.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Mohammad Iqbal membenarkan ihwal surat yang dibuat Syarifuddin. "Ya, Syarif memang membuat surat untuk menolong ibunya, tapi sudah terlambat," katanya saat mengunjungi rumah duka, Rabu, 15 April 2015.
Kata Iqbal, upaya pemerintah untuk membebaskan Zaenab dari hukum qisas sudah maksimal. Namun orang yang dijatuhi hukuman qisas di Arab Saudi hanya bisa bebas bila mendapat maaf dari keluarga korban. Bahkan Raja Arab Saudi sekalipun tidak bisa menolong Zaenab. "Sudah berulang kali negosiasi, tapi ahli waris korban menolak," kata Iqbal.
Baca Juga:
Siti Zaenab dihukum pancung karena kasus pembunuhan terhadap majikannya, Nouroh bin Abdullah, pada 1999. Meski pembunuhan itu terjadi karena Zaenab membela diri, Pengadilan Tinggi Madinah tetap memvonis Zaenab bersalah dan menjatuhkan hukuman qisas pada Juli 2001. Sebelumnya, Zaenab ditahan di penjara umum Madinah sejak 5 Oktober 1999.
MUSTHOFA BISRI