TEMPO.CO, Jakarta -Akhirnya Presiden Joko Widodo menunda pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kapolri kendati telah disetujui oleh DPR. Presiden tetap memberhentikan Jenderal Sutarman sebagai Kapolri dan menunjuk Wakil Kapolri Komjen Pol. Badrodin Haiti sebagai Pelaksana Tugas Kapolri. (Baca: Jokowi Tunda Budi Gunawan Jadi Kapolri
Keputusan Jokowi setidaknya menghindari tiga masalah serius yang muncul bila ia ngotot melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri. Soalnya Budi telah ditetapkan sebagai tersangka suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada 13 Januari 2015.
1. Mengindari Konflik KPK vs Polri
Bahaya itu sempat disampaikan oleh Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja. Ia khawatir bila Presiden Joko Widodo tetap melantik Budi Gunawan sebagai Kepala Polri akan menyebabkan konflik di antara lembaga penegak hukum. "Bisa menimbulkan chaos," ujar Pandu di kantornya, Kamis, 15 Januari 2015.
Pandu mengatakan, friksi mudah pecah ketika penyidik KPK menggeledah tempat yang terkait dengan Budi Gunawan, yang menjabat sebagai Kepala Polri. "Kalau kami menyita barang terkait dengan pribadi seorang Kapolri yang jadi tersangka, dikira kami melecehkan Polri," katanya. (Baca: Awas, KPK Polri Bisa Berkelahi )
2. Tak Menghina Kepolisian
Presiden Jokowi terhindar dari pelanggaran etika tata negara dengan tidak melantik seorang tersangka korupsi sebagai Kepala Polri. Jokowi juga tidak menghina kepolisian seperti yang diperingatkan oleh aktivis dari Indonesia Budget Center, Roy Salam.
Roy Salam sebelumnya mengatakan Presiden Joko Widodo akan menghina lembaga kepolisian jika tetap melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai Kepala Polri. "Ini sebuah penghinaan terhadap lembaga kepolisian, yakni menyodorkan pemimpin yang bermasalah," kata Roy saat dihubungi Tempo, Kamis, 15 Januari 2015.
Menurut dia, tak semestinya Polri sebagai lembaga penegak hukum disodori calon pemimpin yang bermasalah secara hukum. "Bagaimana mau menegakkan hukum kalau dipimpin orang yang bermasalah?" ujar Roy.(Baca: Lantik Budi Gunawan, Jokowi Akan Menghina Polri)
3. Tidak Mengecewakan Relawan
Relawan Jokowi mungkin sedikit lega karena Presiden menunda pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri. Sebelumnya puluhan relawan pendukung Jokowi pada Pemilihan Presiden 2014 mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi. (Baca: Abdee Slank Bicara Soal Keputusan Jokowi)
Massa yang menamakan diri Relawan Salam Dua Jari itu mendukung KPK meminta Presiden Jokowi tak melantik Budi. "Kami Relawan Salam Dua Jari meminta Pak Jokowi menarik pencalonan Budi Gunawan," ujar Fadjroel Rachman, salah seorang relawan, di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis, 15 Januari 2015.
Menurut Fadjroel, para relawan sangat kecewa atas pilihan Jokowi menunjuk Budi Gunawan sebagai calon Kapolri. Padahal, Budi merupakan jenderal yang mempunyai rekening gendut. (Baca: Tolak Budi Gunawan Relawan Jokowi Datangi KPK)
TIM TEMPO
Berita Lain:
Tunda Budi Jokowi Atasi Desakan Kubu Megawati
Budi Gunawan Tinggalkan Istana Tanpa Senyum
PDIP Ngotot Budi Gunawan Dilantik, Jokowi Repot