TEMPO.CO, Kendari - Kemarau panjang membawa derita bagi petani padi, khususnya di wilayah sentra pertanian padi Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Persawahan di wilayah itu dipastikan mengalami gagal panen atau puso akibat kekeringan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Konawe Syahrudin mengatakan, hingga saat ini, pihaknya belum bisa menaksir total kerugian materiil para petani. Sebab, prediksi saat ini, luas sawah yang gagal panen masih akan terus bertambah selama masih musim kemarau. “Tentunya dengan banyaknya sawah yang gagal panen ini akan mempengaruhi target produksi padi kita di Kabupaten Konawe,” ujar Syahrudin ketika dikonfirmasi, Selasa, 21 Oktober 2014.
Syahrudin tidak menyebutkan berapa target produksi padi Kabupaten Konawe tahun ini. Menurut dia, dari 12 basis wilayah persawahan, hanya Abuki dan Amonggedo yang paling merasakan gagal panen.
Keterbatasan air yang mengairi sawah membuat bibit padi susah berkembang. Sedangkan padi yang saat ini masih bertahan masih terus disiasati agar dapat dipanen. Agar debit air dapat mengairi seluruh wilayah persawahan secara merata, para petani menyiasatinya dengan sistem pengairan bergilir. Namun hal itu cuma berlaku bagi daerah persawahan kategori semiirigasi desa yang sumber airnya berharap pada aliran sungai yang melintasi daerah mereka.
“Sedangkan untuk daerah persawahan kategori irigasi teknis yang sumber airnya langsung dari bendungan masih dalam posisi aman,” ujarnya.
Saat ini sawah fungsional di Kabupaten Konawe seluas 40 ribu hektare. Pemda Konawe juga sedang merintis pembukaan sawah baru seluas 100 hektare yang tersebar di 12 kecamatan.
ROSNIAWANTY FIKRI
Berita lain:
Pilih Menteri, Gerindra Kritik Jokowi Libatkan KPK
Semalam, Jokowi Panggil 43 Calon Menteri
Ini Cara Mendeteksi Batu Akik Palsu