TEMPO.CO, Malang -Banjir bandang disertai tanah longsor merenggut dua nyawa di Malang, Jawa Timur. Korban adalah seorang anak berusia berusia 12 tahun dan operator eskavator bernama Jafar, 56 tahun. Mereka terseret sungai Konto Desa Ngepeh Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Jenazah anak yang belum diketahui identitasnya itu ditemukan hanyut terseret arus sungai.
"Jenazah diidentifikasi di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang," kata Kepala bidang kedaruratan dan logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Bagyo Setiono, Sabtu, 1 Februari 2013. Sedangkan proses pencarian tubuh Jafar masih berlangsung. Petugas tim SAR kesulitan menemukan jenazah korban.
Banjir bandang terjadi sejak Jumat 31 Januari 2014. Operator escavator tersebut sejak Jumat kemarin tengah menyelesaikan pengerjaan proyek tanggul sungai. Tanggul itu dibangun untuk mencegah luapan air sungai ke jalur Malang-Kediri. Saksi mata, Agus Sulianto, pemilik warung sederhana, mengatakan sesaat sebelum kejadn korban tengah makan siang. Karena aliran sungai deras, korban berusaha memindahkan eskavator.
Namun, saat belalai eskavator naik, tiba-tiba tanah pijakan alat berat itu ambrol ke badan sungai. Eskavator terjun ke sungai dan terset derasnya arus sungai. Warga setempat berusaha menolong, namun mereka tak menemukan tubuh korban.
Warung milik Agus juga ikut tergerus longsoran. Separuh bangunan ambruk terseret arus sungai. Ia mengalami kerugian hingga Rp 100 juta.
EKO WIDIANTO