TEMPO.CO, Jakarta - Tawa Remy Sylado berderai melihat fotonya pada 1970-an. Rambut lelaki bernama asli Yapi Panda Abdiel Tambayong itu gondrong menjuntai hingga bokong.
“Saat itu saya lagi gandrung sama vokalis The Beatles, John Lennon,” kata Remy dalam percakapan dengan Tempo akhir tahun lalu, seperti ditulis majalah Tempo dalam Edisi Khusus Malari, terbit 13 Januari 2014.
Pada awal 1970-an, demam hippies melanda dunia. Personel The Beatles, John Lennon, dan istrinya, Yoko Ono, jadi salah satu pentolan fenomena ini. Gaya mereka serta-merta mewabah hingga ke Indonesia dan menjadi tren anak muda serta para seniman. “Gaya ini dikritik pemerintah sebagai kebarat-baratan,” ujar Remy mengenang.
Pemerintah Orde Baru bahkan melarang warga berambut gondrong. Pada 1971, TVRI mencekal para seniman berambut gondrong. Mereka dilarang tampil di stasiun televisi milik pemerintah itu. Selain Remy, yang pernah kena getah adalah Sophan Sophiaan, Broery Marantika, Trio Bimbo, W.S. Rendra, Umar Kayam, juga Ireng Maulana dan Taufiq Ismail.
Cekal rambut gondrong kian menghebat ketika pada 15 Januari 1972 Jenderal Soemitro memberlakukan larangan gondrong secara tertulis. Saat itu muncul pula berita penangkapan anggota geng motor berambut gondrong.
Larangan rambut gondrong kian menjadi ketika Presiden Soeharto mengirimkan radiogram agar anggota ABRI serta karyawan sipil yang bekerja di lingkungan militer dan keluarganya tak berambut gondrong. Di Yogyakarta, mayoritas sekolah tak mengizinkan siswa gondrong ikut ujian. Di Wonosobo, penonton berambut gondrong tak boleh menonton film di bioskop meski telah membeli karcis. Di Medan, Gubernur Sumatera Utara Marah Halim bahkan membentuk Badan Pemberantasan Rambut Gondrong.
Para mahasiswa jelas menolak razia semacam ini. Seperti dilansir majalah Tempo tahun itu, di Bandung razia antigondrong dibalas para mahasiswa dengan merazia orang gendut. Menurut Hariman Siregar, aktivis mahasiswa Universitas Indonesia, balasan razia itu dilakukan untuk menyindir Jenderal Soemitro, yang bertubuh tambun. “Reaksi mahasiswa Bandung paling keras,” ujar Hariman.
Protes-protes terhadap pemerintah itu kemudian bergulir hingga puncaknya, 15 Januari 1974. Banyak berjatuhan korban jiwa dan harta benda (baca juga: 160 Kilogram Emas Digarong Saat Malari).
TIM TEMPO
Terhangat:
Banjir Jakarta Anas Ditahan Ariel Sharon Terbang dari Halim Terminal Lebak Bulus
Terpopuler:
Akil Timbun Dolar di Tembok Ruang Karaoke
Urusan Makan Anas Urbaningrum Bisa Bikin Repot KPK
Arti Kado Tahun Baru Anas Versi Ipar SBY