Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keponakan Terduga Teroris Ciputat Diperiksa Polisi

Editor

Pruwanto

image-gnews
Tim puslabfor serta inafis Polri melakukan olah TKP di rumah kontrakan terduga teroris yang digrebek semalam di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, (1/1). Dalam penggerebekan tersebut 6 orang terduga teroris tewas. TEMPO/Marifka Wahyu
Tim puslabfor serta inafis Polri melakukan olah TKP di rumah kontrakan terduga teroris yang digrebek semalam di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, (1/1). Dalam penggerebekan tersebut 6 orang terduga teroris tewas. TEMPO/Marifka Wahyu
Iklan

TEMPO.CO , Bogor:Kepolisian Sektor Sukaraja bersama jajaran Polisi Resor Bogor, memeriksa Hafi Syahrul Sibgotullah, 19 tahun, keponakan dari Sadulah Rozak, terduga kasus teror yang diamankan tim Densus 88 anti teror, Rabu 1 Januari 2014 malam lalu.  Polisi juga memintai keterangan dua temannya: Ahmad Jayabrata, 22 tahun, dan Sa'yan Hibaatullah, 19 tahun.

"Mereka hanya kita mintai keterangan saja terkait seputar keterkaitannya dengan Rozak. Kemungkinan ada informasi lain yang bisa didapat dari mereka" kata Kepala Unit Rserse Kriminal Polisi Sektor Sukaraja Ajun Komisaris Sarjiman, Kamis 2 Januari 2014.

Ia mengatakan, keponakanya itu, datang ke rumah Rozak untuk bersilaturahmi dengan Sifa, istri Rozak, yang merupakan bibinya. "Dia baru datang dari Diklat Pendidikan Islam dan rencananya menginap di rumah bibinya dengan mengajak dua temanya yang satu pesantren di Jawa Tengah," kata dia.

Sementara itu menurut Hafi, mengatakan, dirinya merupakan santri dari Pondok Pesantren Darut Takwa, Klaten Jawa Tengah,"Saya merupakan perwakilan pesantren untuk mengikuti Diklat di Cileungsi, bersama teman saya," kata dia.

Karena sudah selesai diklat, dirinya bersama dua temanya berencana mengajak temannya menginap di rumah bibinya, seblum kembali ke Pondok Pesantren. "Tapi ternyata pas datang ke rumah bibi saya, sedang digeledah oleh petugas, dan memang saya dibawa mereka," kata dia

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anggota tim Desus 88 menggeledah dua rumah di Perumahan Mega Sentul, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu, 1 Januari 2014. Petugas menyita senjata tajam, buku, senjata api, dan ember berisi pupuk urea yang diduga racikan bahan peledak.

M SIDIK PERMANA

Berita Terkait
Terduga Teroris Ciputat Bukan Santri Nurussalam

Resepsi Pernikahan Terduga Teroris Ciputat Batal

31 Macam Barang Bukti Milik Teroris Ciputat

Keluarga Teroris Ciputat Datangi RS Polri 

Istri Terduga Teroris Ciputat, Sosok Tertutup  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

Rustawi Tomo Kabul (tengah, baju putih) bersama keluarga dan staf Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di Bandara Djuanda, Surabaya, 8 Agustus 2015. Foto: Dir PWNI dan BHI Kemlu RI
WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.


TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TEMPO/Machfoed Gembong
TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.


Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Akibat debu vulkanik Gunung Kelud, koper-koper yang sudah di bagasi dikembalikan kepada penumpang di bandara Juanda, Surabaya (14/2). TEMPO/M. Syaraffa
Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.


Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Ilustrasi bom. Boards.ie
Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.


Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Menlu RI, Retno LP Marsudi, beri keterangan pers terkait eksekusi mati dua warga negara Australia, di Kantor Kemenlu, Jakarta, 17 Februari 2015. Selain protes dari pemerintah Australia, Sekjen PBB, Ban Ki-moon juga mengecam eksekusi mati tersebut, namun pemerintah Indonesia tetap pada apa yang telah ditetapkan. TEMPO/Imam Sukamto
Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Pembangunan Terminal 2 (T2) di lokasi lama Bandara Internasional Juanda Surabaya. ANTARA/Eric Ireng
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.


Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Pemeriksaan X-ray di Bandara Soekarno-Hatta. TEMPO/Imam Sukamto
Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.


Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

8 Mei 2015

Sejumlah jamaah haji Indonesia asal Labuan Batu, Sumatera Utara, mengawasi koper mereka setibanya di tempat pemondokan haji di kawasan Jumaizah, Mekkah,  (20/10). Sebanyak 2.277 jamaah haji Indonesia tiba di Mekkah dan langsung melakukan umrah. ANTARA/Saptono
Biro Umrah Sangsi Jemaahnya Sengaja Bawa Bom ke Brunei  

Agus menduga Rustawi dijebak oleh sebuah kelompok.


Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

7 Mei 2015

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh (tengah). REUTERS/Suhaib Salem
Hamas Berangus Salafi, ISIS Keluarkan Ultimatum  

ISIS kemudian mengultimatum Hamas untuk melepaskan anggotanya yang ditahan dalam tempo 72 jam.


WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

7 Mei 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong, Edi Wahyono
WNI Bawa Bom ke Brunei, Biro Umrah: Rustawi Petani Jujur

Rustawi telah beberapa kali berhaji dan umrah.