Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHYO : Stop Komersilkan Pura

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Bali:Pertemuan pertama Organisasi Pemuda Hindu Sedunia (WHYO) yang diselenggarakan di Nusa Dua Bali merekomendasikan untuk menghentikan komersialisasi pura. Dalam pertemuan ini juga ditentukan Amerika Serikat menjadi tempat pertemuan WHYO pada tahun 2006 mendatang. "Kami minta keberadaan pura dikembalikan ke fungsi awal sebagai tempat sembahyang. Jadi kami merekomendasikan untuk menghentikan komersialisasi pura," kata Presiden World Hindu Youth Organization (WHYO) AA Ngrh Arya Wedakarna kepada Tempo, Selasa, (30/11). Rekomendasi ini tertuang dalam pertemuan 1 st World Hindu Youth Summit 2004 yang diselenggarakan mulai tanggal 26-30 November 2004. Peserta dihadiri oleh 99 dari negara Amerika Serikat, India, Malaysia, Australia, dan Indonesia. Perubahan fungsi pura, kata dia, menjadi keprihatinan para peserta khususnya dari delegasi Indonesia. Menurut Arya selama ini fungsi pura lebih dominan sebagai obyek wisata ketimbang tempat sembahyang. Bahkan, di Pulau Jawa yakni Candi Prambanan, fungsi pura nyaris tak lagi berfungsi menjadi tempat sembahyang. "Candi Prambanan lebih banyak menjadi fungsi obyek wisata ketimbang tempat sembahyang," katanya. "Boleh saja ini menjadi tempat wisata, tetapi harus diawasi."Dia menyebutkan dalam pura terdapat bagian utama mandala, madya mandala dan alit mandala. Untuk lokasi utama mandala dia menyarankan agar masuk kawasan steril dari para pelancong. "Kalau madya dan alit mandala boleh saja para wisatawan masuk, tetapi yang utama mandala sebaiknya jangan." Peserta lain Murti Adyaksa yang ditemui Tempo juga menyatakan keprihatian yang mendalam soal komersialisasi. Hanya saja komersialisasi yang dia maksudkan adalah soal upacara Ngaben yang menurut dia sangat sakral. "Saya kurang setuju kalau upacara ini boleh dilakukan pemotretan," ujar Ketua Siswa Hindu Indonesia ini. Mengenai jalan keluarnya, Arya mengatakan pertama kali yang harus dilakukan adalah dengan mengamandemen Undang-undang Cagar Budaya. Untuk upaya ini WHYO, katanya, akan mensosialisasikan terlebih dahulu kepada Dinas Pariwisata dan pejabat wilayah seperti camat. Untuk itu, kata Arya, mulai Desember pihaknya akan segera merancang program nasional. Rekomendasi lain yang menjadi poin penting dalam pertemuan ini adalah menyarankan kaum muda Hindu untuk melakukan vegetarian dan ahimsa (ajaran tanpa kekerasan). Untuk vegetarian, hal yang akan mereka lakukan adalah tidak menyantap daging sapi. Sementara untuk bidang pendidikan, WHYO merekomendasikan pendidikan seks remaja di sekolah. "Mulai Januari kami akan melakukan penambahan jam pendidikan seks di SMP dan SMA," kata Arya. Mohan Singh yang mewakili kaum tua menyatakan pertemuan ini sangat revolusioner. Menurut dia pemikiran anak muda Hindu dalam pertemuan ini menghasilkan hal yang luar biasa. Dalam berkomunikasi dengan negara lain yang notabene berbahasa Inggris mereka bisa aktif mengikuti dan menghasilkan pemikiran luar biasa. "Mereka anak-anak muda yang harus didukung," katanya. Pertemuan internasional ini juga menunjuk Arya Wedakarna menjadi Presiden WHYO 2004-2006. Sebagai wakil presiden masing-masing dari negara adalah Soni Darshan (USA), Murti Adyaksa (Indonesia), Rajitna (Malaysia), Dr. Malati (India), dan Vasudeva Acharya (Australia). Pertemuan kedua WHYO secara aklamasi memilih Washington DC, Amerika Serikat menjadi pertemuan pada 2006 mendatang. (bernarda rurit)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Organisasi Pemuda Siap Inisiasi Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo

23 Mei 2019

Ketua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, usai  bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, 11 Januari 2019. TEMPO/Ahmad Faiz
Organisasi Pemuda Siap Inisiasi Pertemuan Jokowi Dengan Prabowo

Organisasi Kepemudaan (OKP) siap menjembatani pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo dengan Prabowo Subianto.