Baca Juga:
Dari hasil pencitraan dengan metode geolistrik dan georadar, serta carbon dating untuk mengukur usia lapisan tanah dengan cara pengeboran hingga 15 meter, tim sementara ini menyimpulkan situs Gunung Padang terdiri dari 4 lapisan. Lapisan teratas yang usianya lebih muda, berusia 2500-3000 tahun lalu. Pada lapisan berikutnya, usianya 6000-7000 tahun lalu. Pada setiap lapisan itu, ditengarai ada struktur bangunan dari tumpukan batu. "Pada riset awal saya, badan Gunung Padang itu tingkat erosinya relatif lebih rendah dibanding bukit atau gunung di sekitarnya. Padahal patahan Cimandiri tak jauh," ujarnya.
Sebenarnya, kata Danny, tim masih kekurangan separuh data survey seismik tomografi. Pengumpulan data itu terhenti setelah sekelompok orang melakukan tindakan anarkis kepada peneliti di lapangan. Mereka, kata Danny, minta survey tim dengan cara peledakan dihentikan. "Kami tak pakai bom, hanya peledak sebesar mouse yang ditanam satu meter dalam tanah dan tidak merusak situs," kata dia.
Kerja tim riset Gunung Padang itu disoroti sekelompok ahli dan peneliti lain yang tergabung dalam kelompok Petisi 34. Salah seorang anggota kelompok itu, Sujatmiko mengatakan, mereka menilai kerja Tim Terpadu Riset Mandiri tidak mengikuti kaidah berwawasan ilmuwan dan pelestarian, misalnya rencana penggalian besar-besaran oleh tenaga yang tidak terlatih. "Kelompok petisi tidak menolak penelitian situs Gunung Padang, tetapi merekomendasikan kepada pemerintah atau Presiden dan Kementerian terkait untuk menghentikan sementara dengan alasan tersebut," ujarnya.
Maksud dan tujuan petisi yang utama adalah untuk menyelamatkan kawasan situs Gunung Padang yang telah diakui sebagai bangunan megalitik terbesar di Asia Tenggara. Menurut Sujatmiko, situs itu seharusnya dilindungi secara sistematis dan terarah dari kemungkinan terjadinya kerusakan.
Kelompok Petisi 34 sendiri meyakini, Gunung Padang hanyalah sisa gunung api purba yang tersusun dari batuan beku andesit basalt berstruktur kekar tiang. Posisi batu tiangnya bisa horisontal, sub-horisontal, atau bahkan tegak, kata geolog gaek berusia 72 tahun itu, tergantung dari proses terjadinya batuan beku tersebut.
ANWAR SISWADI
Terhangat:
Amerika Shutdown | Pembunuhan Holly Angela | Mobil Murah
Berita terkait:
Lapisan di 'Kolong' Gunung Padang Dipertanyakan
Temuan di Gunung Lalakon Diduga Arca Ganesha
Pengunjung Gunung Padang Turun hingga 90 Persen
Biaya Eksplorasi Gunung Padang Miliaran Rupiah?