Mun'im dan tim pencari fakta akhirnya menelusuri perjalanan Munir ke Singapura untuk mengetahui di mana racun pembunuh Munir tersebut diberikan. Setelah dilakukan tes, diketahui bahwa racun arsenik baru bereaksi sekitar 30 menit setelah diberikan. Sementara perjalanan dari Jakarta ke Singapura selama 90 menit. Berbekal fakta itu, Mun'im merasa ada yang tidak beres.
Menurut Mun'im, dia dan timnya sempat membahas kemungkinan tempat kejadian perkara (TKP) ada di Jakarta. Namun, kesimpulan itu dikesampingkan karena kurang bukti. Akhirnya, berdasarkan sejumlah fakta, diambillah kesimpulan bahwa Munir tidak dibunuh di atas pesawat, melainkan pada saat Pollycarpus mengajaknya minum di Coffee Bean yang ada di Bandar Udara Changi, Singapura.
Menurut Mun'im, hanya di tempat itulah kemungkinan peracunan Munir bisa terjadi. Setelah minum di Coffee Bean, Munir mengeluh sakit perut dan meminta obat maag. Di atas pesawat, Munir sempat muntah dan kejang-kejang sebelum dinyatakan meninggal.
Berkat temuan baru tim Mun'im, Mabes Polri dan Kejaksaan Agung bisa mengajukan peninjauan kembali atas vonis MA yang membebaskan Pollycarpus. Pada 2007, dengan bukti itu, Polly divonis 20 tahun penjara.
SUTJI DECILYA
Berita penting lain
Rumah Keluarga Olly Dondokambey di Manado Sepi
Roda Terselip, Kereta Tawang Alun Tertahan 2 Jam
Tolak UN, Koalisi Tinggalkan Konvensi
Ini Dasar Hukum Aksi Cabut Pentil
Anis Matta: Tak Ada Aliran Uang dari Ilham Arief