TEMPO.CO, Jakarta - Kepala SMP Negeri 1 Sabang, Syarifah Nur, mengatakan kuesioner ukuran kelamin yang dibagikan kepada siswanya telah membuat nama sekolahnya tercoreng. Dia telah meminta dinas kesehatan untuk mengembalikan nama baik sekolah itu.
Dia mengaku bahwa kuesioner bukan berasal dari sekolah maupun dinas pendidikan. "Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan (Kota Sabang)," katanya kepada Tempo, Kamis, 5 September 2013.
Menurut dia, kuesioner itu dibawa oleh pegawai Puskesmas Cot Bak U, Kota Sabang, lengkap dengan surat untuk diisi murid yang baru masuk. "Saya tak mungkin melarang karena saya pikir untuk data kesehatan siswa," ujarnya.
Tahun lalu, kata Syarifah, kuesioner yang sama juga dibagikan kepada siswa, tapi tidak ada masalah. "Sekarang terjadi masalah. Sekolah kami tercoreng. Banyak media yang memberitakannya."
Dia menilai munculnya masalah ke media mungkin disebabkan adanya wali murid yang keberatan atau belum mengerti soal data reproduksi siswa. Dia menyayangkan kenapa wali murid tidak melaporkan ke sekolah jika keberatan dengan kuesioner tersebut.
Baca Juga:
Kuesioner data kesehatan itu terdiri dari enam halaman. Bagian pertama tertulis "Rahasia" dan "Kuisioner Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Sekolah Lanjutan". Lalu, yang menjadi masalah, pada halaman kelima, ada gambar contoh payudara, kelamin perempuan, dan kelamin laki-laki. Masing-masing dari gambar tersebut terdapat empat urutan nomor dari kecil ke besar. Siswa disuruh melingkari salah satu nomor.
Syarifah mengatakan sekolahnya merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. "Kami telah sampaikan ke dinas, tolong tuntaskan masalah ini," ujar Syarifah.
ADI WARSIDI
Topik Terhangat
Delay Lion Air | Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Tes Penerimaan CPNS
Berita Terpopuler
Istri Jaksa Pamer Pistol Juga Kerap Berulah
Jaksa MP 'Pamer' Pistol Pernah Tangani Buruh Panci
Jaksa Pamer Pistol Diperiksa Pengawas Kejagung
Jatah BLSM Diambil Orang, Kakek Ini Meninggal
2 Polisi Bernama Agus, Selamatkan Nyawa Warga