TEMPO.CO, Lhokseumawe - Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter yang berpusat 3,5 kilometer barat daya Kabupaten Bener Meriah, pada Selasa, 2 Juli 2013, menyebabkan dinding bangunan di Kota Takengon retak dan ambruk.
"Dinding ruko di kota banyak retak dan ada juga ambruk. SPBU kota kacanya pecah semua," ujar Ruhdi, warga Takengon. Selain itu, sejumlah rumah di kecamatan Kala Ketol, dan Silih Nara, juga bernasib sama. Bahkan dikabarkan, ada warga dan rumah penduduk yang tertimbun longsor.
Adi, warga Takengon lainnya mengatakan, warga yang tokonya ambruk masih berusaha untuk mengeluarkan barang-barang berharga untuk diamankan ke areal terbuka, karena dikhawatirkan akan terjadi gempa susulan.
Gempa ini juga mengakibatkan jaringan internet terganggu. Agam, warga kota Lhokseumawe yang selama ini menggunakan jaringan internet mengatakan, sesaat setelah gempa, jaringan internetnya padam. Kondisi yang sama juga terjadi di Kota Langsa, jaringan internet hanya dapat digunakan satu jam setelah gempa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat gempa terjadi di darat pada kedalaman 10 kilometer. Gempa berpusat di 35 kilometer barat daya Kabupaten Bener Meriah dan 43 kilometer arah tenggara Kabupaten Bireuen. Getaran gempa terasa kuat hingga ibu kota Banda Aceh, yang berjarak 181 kilometer arah tenggara dari pusat gempa. BMKG memprediksi gempa tidak berpotensi tsunami.
IMRAN MA
Topik Terhangat
Tarif Progresif KRL |Bursa Capres 2014 |Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?
Berita terpopluer:
Cara Kepolisian Tutupi Kasus Upaya Suap Anggotanya
Petinggi Polisi Minta Kasus Suap Tidak Bocor
Luthfi Hasan Tuding KPK Ingin Hancurkan PKS
Bupati Rote Bantah Roy Suryo Marah-marah di Hotel
Stasiun UI Masih Gunakan Tiket Kertas
Polisi: Laporan Wartawati Korban Perkosaan Janggal