TEMPO.CO, Garut -Rapat paripurna skandal Bupati Garut, Jawa Barat, Aceng Fikri, di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Derah, ricuh. Pemicunya karena pimpinan dewan belum dapat memutuskan nasib Bupati Aceng, apakan akan dilengserkan atau tidak.
Kericuhan itu berawal dari sidang paripurna pada Rabu 19 Desember 2012 yang sedianya digelar tertutup malah dilakukan dengan cara terbuka. Tokoh masyarakat dan perwakilan para pengunjuk rasa dapat mengikuti jalannya sidang. Akibatnya sidang berjalan tidak tertib.
Cemohan kerap terdengar saat ketua pansus Asep Lesmana Ahlan, membacakan hasil penyelidikan yang dilakukan para wakil rakyat selama 14 hari. Suasana memanas mulai muncul saat Asep kehilangan satu lembar laporan pansus. "Maaf satu lembar lagi hilang," ujar Asep, saat membacakan laporan Pansus, Rabu 19 Desember 2012.
Kontan, ungkapan Asep mengundang reaksi masyarakat yang hadir di ruang rapat paripurna. Celotehan terlontar diantara hadirin. Mereka menuduh lembaran tersebut sengaja dihilangkan karena ada permainan. Namun beruntung, Asep dapat membacakannya kembali laporan pansus di dokumen laptop.
Suasana memanas kembali terjadi, saat ketua dewan Ahmad Badjuri akan menutup rapat paripurna. Dalam kata akhirnya Badjuri menyampaikan bahwa laporan pansus ini akan diserahkan ke fraksi untuk ditanggapi. Pandangan fraksi akan diselenggarakan pada sidang paripurna lanjutan. "Kami memberikan waktu satu hari kepada fraksi untuk menyusun tanggapan pansus," ujar Badjuri.
Baca Juga:
Pernyataan tersebut langsung dihujani intrupsi perwakilan masyarakat. Mereka langsung mengebrak meja dan merebut pengeras suara yang terletak disetiap meja para wakil rakyat. Bahkan ada diantaranya yang menaiki podium ruang paripurna. "Malam ini harus tuntas, administrasi dilakukan belakangan," ujar perwakilan pengunjuk rasa, Yusuf Supriadi.
Ucapan Yusuf ini menyemangati warga yang hadir di ruang paripurna. Mereka berbodong-bondong menuju kursi pimpinan dewan, agar para wakil rakyat melengserkan Bupati Aceng hari ini. Suasana semakin tegang saat warga beradu mulut dengan pimpinan dewan. Tak ayal sebagian anggota dewan memilih untuk meninggalkan ruang rapat sebelum acara ditutup.
Aparat kepolisian yang tadinya berjaga di luar ruang rapat, langsung membentuk barikade di depan kursi pimpinan dewan.
SIGIT ZULMUNIR
Berita terpopuler lainnya: