TEMPO.CO , Banda Aceh: Memperingati hari pahlawan sekaligus mengenang 104 tahun meninggalnya pahlawan nasional asal Aceh, Cut Nyak Dhien, mahasiwa Aceh memperingatinya dengan membersihkan rumah peninggalan beliau di Desa Lampisang, Lhok Nga, Aceh Besar, Kamis, 8 November 2012. Rumah itu kini telah menjadi Museum Cut Nyak Dhien.
Tergabung dalam Ikatan Pelajar Mahasiswa Aceh Barat, para mahasiswa ini juga melakukan serangkaian kegiatan lainnya seperti membagikan bunga dan selebaran yang memuat kisah hidup Cut Nyak Dhien kepada para warga. "Juga ada wirid Yasin dan doa bersama Kamis malam untuk para pahlawan Aceh, khususnya Cut Nyak Dhien," kata Zulkifli Andi Govi, koordinator kegiatan.
Menurut dia, kegiatan itu dilakukan untuk mengenang Cut Nyak Dhien yang telah berjasa di Aceh untuk memperjuangkan kemerdekaan dan meningkatkan semangat persatuan di Aceh. Kegiatan ini juga bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November 2012.
Cut Nyak Dhien adalah salah satu pahlawan nasional asal Aceh yang berjasa dalam menumpas penjajahan Belanda. Dia gigih menumpas penjajahan bersama suaminya Teuku Umar. Dalam usianya yang sudah tua, Belanda berhasil menangkapnya dan diasingkan ke Sumedang Jawa Barat, 11 Desember 1905.
Cut Nyak Dhien akhirnya wafat di pengasingan pada 6 November 1908. Ia tetap dikenang rakyat Indonesia dan pemerintah menganugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/1964.
ADI WARSIDI
Berita Terkait:
Banyak Keinginan Bung Karno Tidak Dipenuhi
Soekarno Jadi Pahlawan Nasional, Guruh Emoh Datang
Guruh Kritik Gelar Pahlawan Nasional Bung Karno
Soekarno-Hatta Resmi Jadi Pahlawan Nasional
Jawa Timur Desak Soekarno dan Gus Dur Menjadi Pahlawan Nasional