TEMPO.CO, Jakarta - Berdirinya Indische Partij pada September 1912 memberi ruh awal bagi pergerakan kemerdekaan Indonesia. Partai yang bercita-cita memperjuangkan kesetaraan hak bagi seluruh ras di Hindia ini disambut gegap gembita di tengah kekecewaan sebagian kalangan terhadap sikap elite Boedi Oetomo.
Takashi Shiraishi, penulis Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, melukiskan tur propaganda yang digerakkan Ernest Douwes Dekker merupakan rapat akbar politik pertama di Hindia. Tur itu memang sengaja digulirkan untuk mencari basis massa pendukung bagi Indische Partij di Jawa. Inilah tonggak pergerakan dengan strategi pengerahan massa dalam jumlah besar. Strategi ini kemudian diterapkan Tjokroaminoto untuk mengorganisir massa Sarekat Islam.
Indische Partij meletakkan fondasi penting bagi nasionalisme Hindia. Organisasi politik ini jauh lebih radikal dari Boedi Oetomo. Tak cuma menyerukan perombakan di bidang pelayanan administrasi, Ernest mengusung reformasi politik pertanian dan perpajakan sebagai salah satu program partai. Akibatnya, tindak-tanduk Ernest pun mulai diawasi dinas intelijen Belanda. Ia dicap sebagai agitator berbahaya. Ernest menjadi figur menggetarkan bagi pemerintah Hindia-Belanda.
Di usianya yang singkat karena dipaksa bubar oleh Belanda, Indische Partij berhasil menyuburkan semangat, juga harapan. Organisasi politik ini meniupkan napas panjang bagi aksi pergerakan setelah itu.
Baca selengkapnya Majalah Tempo Edisi Khusus Hari Kemerdekaan, 20 Agustus 2012 di sini.
TIM TEMPO/RINA WIDIASTUTI
Berita populer:
Gus Dur Dukung Ahok
SBY Gusar, Ini Klarifikasi Antasari Azhar
Mahar Miliaran Pendukung Calon Gubernur
Kirab Mobil Esemka, Jokowi Duduk Di Atap
Jusuf Kalla Dukung Pernyataan SBY Soal Century
Presiden SBY: Terima Kasih KPK
Sandi Dibunuh dan Diseret 200 Meter
Arsenal Terpaksa Jual Van Persie
Dukungan Fauzi Bowo, Bersatu-padu untuk Doku
Dirjen Pajak : Kami Tahu Jaringan Mafia Pajak