TEMPO.CO, Jakarta - Sejak menjadi Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, ekonom Anggito Abimanyu membuat sejumlah perubahan pengelolaan haji. Kepada Tempo, Anggito memaparkan empat perubahan yang ia lakukan.
Pertama, Anggito akan menutup keistimewaan dirjen. "Dirjen terbang harus naik kelas ekonomi untuk menghemat biaya operasional," kata Anggito ke wartawan Tempo, Andari Karina Anom, Purwani D. Prabandari, dan Subkhan J. Hakim.
Perubahan kedua, bekas Kepala Badan Kebijakan Fiskal ini akan menutup biaya yang tidak berkaitan langsung dengan jemaah. Misalnya sewa kantor urusan haji di Jeddah, biaya kunjungan dinas, bikin baju, dan lain-lain. Selama ini semua biaya itu ditanggung calon jemaah haji. "Nantinya harus ditanggung APBN," ujarnya.
Hal ketiga yang dia ubah adalah proses pendaftaran calon jemaah haji. Nantinya Anggito akan menyederhanakan cara pendaftaran itu. Dan keempat, dia berencana meningkatkan pembinaan. "Termasuk meningkatkan gaji para petugas manasik pada tingkat kecamatan di seluruh wilayah," kata Anggito.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada ini juga mengubah gaya kerjanya. Kata Anggito, dia tetap akan melakukan kunjungan dinas yang tak bisa ditiadakan karena sudah dianggarkan. "Tapi perjalanan dinas jangan fiktif. Kalau ada pertemuan dengan pihak lain, jangan jalan sendiri, tapi bersama tim," ujarnya.
MAJALAH TEMPO | CORNILA DESYANA
Berita terkait :
Anggito: Urus Haji Amal Besar, Risiko Besar
Ditunggu, Gebrakan Anggito Mengelola Dana Haji
Anggito Bantah Biaya Haji Naik
Anggito Berjanji Perbaiki Pengelolaan Dana Haji