Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tedjowulan Resmi Tanggalkan Gelar Pakubuwana XIII  

image-gnews
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Tempo/Andry Prasetyo
Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Tempo/Andry Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta - Salah satu raja Keraton Kasunanan Surakarta, Tedjowulan, resmi menanggalkan jabatannya sebagai Pakubuwana XIII. Penanggalan gelar dan jabatan tersebut merupakan bagian dari upaya rekonsiliasi konflik internal keraton.

Demikian dikatakan oleh juru bicara Tedjowulan, Bambang Pradotonagoro, Kamis 17 Mei 2012. “Saat ini Tedjowulan memiliki gelar baru sebagai Panembahan Agung,” katanya. Hanya, dia belum bisa menjelaskan posisi baru yang dimiliki Tedjowulan dalam keraton.

Menurut Bambang, Tedjowulan meletakkan jabatannya di hadapan Pakubuwana XIII Hangabehi dalam pertemuan yang digelar pada Rabu malam 16 Mei. “Pertemuan itu digelar di salah satu tempat di Jakarta,” kata Bambang. Disebutkan, pertemuan itu juga disaksikan oleh Wali Kota Surakarta Joko Widodo.

Dalam pertemuan tersebut, dua raja yang telah berkonflik selama delapan tahun itu bersepakat melakukan rekonsiliasi. “Ada dua dokumen yang ditandatangi oleh kedua belah pihak,” kata Bambang.

Dokumen pertama yang ditandatangani oleh kedua raja tersebut adalah nota kesepahaman rekonsiliasi. Sedangkan dokumen kedua berupa sebuah maklumat. “Rencananya, maklumat tersebut akan dibacakan pada Selasa pekan depan agar diketahui oleh publik,” kata Bambang.

Cuma, Bambang mengaku tidak tahu secara persis isi kedua dokumen tersebut. “Pembahasan dan penandatanganannya dilakukan secara tertutup oleh mereka berdua,” katanya. Sedangkan publikasi atas dua dokumen tersebut juga akan dilakukan sesegera mungkin.

Namun Bambang mengaku belum tahu secara resmi mengenai jabatan baru yang akan disandang Tedjowulan di dalam keraton. “Semalam masih ada diskusi mengenai penyebutan jabatan,” katanya. Yang pasti, kat dia, Tedjowulan akan menjadi orang kedua di dalam keraton.

Salah satu putra Pakubuwana XII yang ikut dalam pertemuan tersebut, Suryo Wicaksono, menyebutkan bahwa Hangabehi dan Tedjowulan sudah menyepakati jabatan baru untuk Tedjowulan. Mereka sepakat bahwa Tedjowulan akan menjadi wakil raja. “Istilah dalam keraton adalah sebagai Pepatih Dalem,” kata kerabat keraton yang saat ini menetap di Jakarta itu kepada Tempo.

Hasil dari kesepakatan tersebut menurutnya akan dibacakan dalam kegiatan Jumenengan yang akan digelar pertengahan Juni mendatang. “Di antaranya pemberian gelar baru dan pengangkatan Tedjowulan sebagai Pepatih Dalem,” kata pria yang akrab dipanggil Gusti Nenok tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Semula proses rekonsiliasi tersebut menurutnya akan dilakukan di Surakarta. “Namun karena ada beberapa pertimbangan, kami menganggap Jakarta lebih kondusif,” katanya. Ditambah lagi, saat itu Wali Kota Surakarta Joko Widodo yang diminta menjadi saksi juga tengah berada di Jakarta.

Menurutnya, upaya rekonsiliasi dua raja itu sudah  lama dilakukan dengan difasilitasi oleh pemerintah. “Kami sebagai keluarga keraton yang menetap di Jakarta juga sering dilibatkan,” kata Wicaksono. Hanya, selama ini proses rekonsiliasi selalu gagal lantaran salah satu kubu enggan hadir.

Sayangnya, Wali Kota Surakarta Joko Widodo yang disebut ikut menandatangani kesepakatan rekonsiliasi itu belum bisa dikonfirmasi. Dia tidak mengangkat telepon ataupun menjawab pesan pendek yang dikirimkan.

Menurut informasi yang diperoleh Tempo, Jokowi ikut dalam pertemuan tersebut dengan menggunakan baju kotak-kotak yang biasa digunakannya selama pemilihan calon Gubernur DKI Jakarta. Selain Jokowi, ikut pula salah satu kerabat keraton yang juga bekas Wakil Ketua Majelis Mermusyawaratan Rakyat (MPR), Mooryati Sudibyo.

Selama ini Tedjowulan menyandang gelar sebagai Pakubuwana XIII yang berkeraton di Sasana Purnama yang berada di kawasan Badran Kottabarat. Sedangkan Keraton Kasunanan Surakarta dikuasai oleh Pakubuwana XIII Hangabehi. Dengan rekonsiliasi tersebut, kemungkinan Tedjowulan akan segera kembali masuk ke Keraton Kasunanan.

Selama ini Tedjowulan berkarier di bidang militer dengan pangkat kolonel dan masih bertugas di Markas Besar TNI di Jakarta. Lulusan Akabri tahun 1981 tersebut memiliki nama kecil Soerjo Soetedjo.

AHMAD RAFIQ

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Keributan di Keraton Surakarta, Polisi akan Memediasi Dua Kubu

24 Desember 2022

Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi (kanan) tiba untuk  menghadiri Tasyakuran Resepsi Pernikahan Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 11 Desember 2022. Acara tasyakuran Pernikahan Kaesang Pangarep dengan Erina Gudono pada sesi malam hari dihadiri tamu VVIP di antaranya Menteri Kabinet Indonesia Maju, duta besar hingga tokoh nasional. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Keributan di Keraton Surakarta, Polisi akan Memediasi Dua Kubu

Polisi mencoba memediasi konflik antarkeluarga Keraton Surakarta yang belakangan memanas lagi.


Wali Kota Ancam Perkarakan Kerabat Keraton Solo  

30 Oktober 2013

Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo berorasi dalam demo menolak kenaikan harga BBM di Balai Kota Surakarta, Selasa (27/3). TEMPO/Ahmad Rafiq
Wali Kota Ancam Perkarakan Kerabat Keraton Solo  

Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo meradang ketika dituduh menggunakan surat palsu untuk mendamaikan konflik Keraton Solo.


Diterpa Konflik, Persiapan Jumenengan Keraton Surakarta Tetap Jalan  

3 Juni 2012

Paku Buwono XIII Hangabehi (baju batik duduk) dan adiknya Paku Buwono XIII (KGPH Panembahan Agung) Tedjowulan (berdiri jaket hitam) menunggu di depan pintu Kori Kamandungan yang terkunci, di Keraton Surakarta Hadiningrat, Solo, Jateng, Kamis (24/5). ANTARA/Andika Betha
Diterpa Konflik, Persiapan Jumenengan Keraton Surakarta Tetap Jalan  

Jumenengan adalah kewajiban Sinuhun. Jika tidak dilaksanakan, maka Sinuhun akan kena hukuman dari leluhur.


Atasi Konflik, Jokowi Datangi Kasunanan Surakarta

25 Mei 2012

KGPH Dipokusumo (kiri),Paku Buwana XIII Hangabehi (tengah) dan Panembahan Tedjowulan (kanan) berdiri di depan Keraton Kasunanan Surakarta lantaran tidak diijinkan masuk oleh kerabat keraton yang lain. Tempo/AHMAD RAFIQ
Atasi Konflik, Jokowi Datangi Kasunanan Surakarta

KGPH Puger mengakui pihaknya meminta pemerintah untuk menfasilitasi mediasi antara kerabat keraton dengan Paku Buwana XIII.


Konflik Keraton Surakarta Dibawa ke Jalur Hukum  

24 Mei 2012

KGPH Dipokusumo (kiri),Paku Buwana XIII Hangabehi (tengah) dan Panembahan Tedjowulan (kanan) berdiri di depan Keraton Kasunanan Surakarta lantaran tidak diijinkan masuk oleh kerabat keraton yang lain. Tempo/AHMAD RAFIQ
Konflik Keraton Surakarta Dibawa ke Jalur Hukum  

Satriyo Hadinagoro berdalih larangan untuk masuk ke keraton hanya berlaku pada Tedjowulan yang dianggap sudah melanggar adat.


Usai Rujuk, Raja Surakarta Ditolak Masuk Keraton  

24 Mei 2012

KGPH Dipokusumo (kiri),Paku Buwana XIII Hangabehi (tengah) dan Panembahan Tedjowulan (kanan) berdiri di depan Keraton Kasunanan Surakarta lantaran tidak diijinkan masuk oleh kerabat keraton yang lain. Tempo/AHMAD RAFIQ
Usai Rujuk, Raja Surakarta Ditolak Masuk Keraton  

Sinuhun (PB XIII) sudah kami persilakan masuk, kok. Tapi tidak untuk Tedjowulan, kata Satriyo Hadinagoro.


Akhirnya Keraton Surakarta Berdamai  

20 Mei 2012

(kanan ke kiri) Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung Tedjowulan, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII, Kanjeng Raden Ayu Pradapaningsih, Sesepuh Keraton Surakarta Kanjeng Raden Ayu Adipati Sedah Mirah, dan cucu dari Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta Mooryati Soedibyo dalam tasyakuran dwitunggal kepemimpinan Keraton Surakarta di kediaman Mooryati Soedibyo, Jakarta, Minggu (20/5). ANTARA/Rosa Panggabean
Akhirnya Keraton Surakarta Berdamai  

Dengan keikhlasan dan kebesaran jiwa pula, kangmas SISKS Pakubuwono XIII bersedia saya dampingi sebagai dwitunggal," kata Tedjowulan


Rujuknya Keraton Surakarta Bisa Tarik Pelancong  

20 Mei 2012

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta mengarak gunungan wadon (depan) dan gunungan lanang menuju Masjid Gedhe dalam upacara Grebeg Besar (7/11). Gunungan wadon dan lanang yang terbuat dari beragan sayuran, dan hasil bumi diarak dari dalam Keraton kasunan menuju Masjid Gedhe tersebut sebagai bentuk sedekah Keraton kepada rakyat. TEMPO/Andry Prasetyo
Rujuknya Keraton Surakarta Bisa Tarik Pelancong  

Jika semula energi dihabiskan untuk konflik, saat ini sudah bisa digunakan untuk memperbaiki keraton.


Raja Kembar Surakarta Segera Berakhir  

10 Mei 2012

Abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta. Tempo/Andry Prasetyo
Raja Kembar Surakarta Segera Berakhir  

Pakubuwana XIII Tedjowulan menyatakan kesiapannya untuk melakukan rekonsiliasi.


250 Tahun Pura Mangkunegaran

25 Februari 2007

250 Tahun Pura Mangkunegaran

Pura Mangkunegaran Solo menggelar peringatan 250 tahun berdirinya kerajaan Mangkunegaran. Rangkaian peringatan yang didirikan Pangeran Sambernyawa itu akan berlangsung hingga Agustus mendatang. Sabtu (24/2) malam, rangkaian peringatan itu diawali dengan tasyakuran dan wilujengan di Pendapa Pura Mangkunegaran yang kondisinya tengah mengenaskan.