TEMPO.CO , Jakarta: -- Kesaksian Nunun Nurbaetie makin menyudutkan Miranda Swaray Goeltom. Saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat 30 Desember 2011, Nunun membeberkan peran Miranda dalam kasus cek pelawat. "Saya sudah sampaikan semua kepada penyidik," katanya.
Pengacara Nunun, Diarson Lubis, mengatakan kliennya mengaku pernah mempertemukan Miranda dengan tiga anggota Komisi Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat periode 1999-2004 di rumahnya di Cipete, Jakarta, sebelum pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. Ketiga politikus itu adalah Paskah Suzetta dan Hamka Yandhu, keduanya dari Partai Golkar, serta Endin J. Soefihara dari Partai Persatuan Pembangunan.
Meski tuan rumahnya Nunun, Diarson menyebutkan Mirandalah yang berinisiatif menggelar pertemuan. Miranda yang bertandang ke rumah Nunun ingin bertemu dengan anggota Dewan karena hari pemilihan makin dekat. Hari itu juga Nunun meminta Paskah, Hamka, dan Endin datang ke Cipete. "Ibu Nunun mengenal mereka karena ada yang berasal dari satu kampung," kata Diarson. "Sesama orang Sunda."
Pada Pemilihan Umum 1999, Paskah melaju ke Senayan dari daerah pemilihan Jawa Barat. Adapun Endin dari daerah pemilihan Banten. Udju Djuhaeri dari Fraksi TNI/Polri, yang belakangan dihubungi Miranda lewat Nunun, berasal dari Pamanukan, Jawa Barat. Hanya Hamka yang tak memiliki ikatan dengan Jawa Barat atau Banten.
Setelah pertemuan itu, Miranda memang terpilih sebagai Deputi Gubernur Senior BI. Belakangan diketahui ada suap di balik pemilihan tersebut. Di persidangan dengan terdakwa Paskah dan kawan-kawan terungkap, Nunun membagikan duit berupa cek pelawat senilai Rp 24 miliar kepada sejumlah anggota Dewan. Hamka disebut sebagai perantara cek ke Golkar, Endin ke PPP, dan Udju ke Fraksi TNI/Polri.
Miranda tak mau menjawab ketika dimintai konfirmasi dua hari lalu. Ditemui di gedung Mahkamah Agung, ia hanya tersenyum seraya mengucapkan, "Selamat Tahun Baru." Paskah juga membantah adanya pertemuan di Cipete. "Buat apa dikenalin lagi? Saya sudah lama kenal Miranda," katanya. Demikian pula Hamka dan Endin.
l RUSMAN PARAQBUEQ | TRI SUHARMAN | ANTONS