TEMPO Interaktif, Jayapura - Majelis Rakyat Papua (MRP) membentuk tim khusus untuk ikut menangani konflik bersenjata di Paniai. Tim tersebut akan bekerja memfasilitasi pemerintah, tokoh adat, dan aparat keamanan untuk menemukan jalan keluar atas gejolak bersenjata yang terjadi sejak akhir November 2011. “Tim akan ke sana. Sebenarnya berangkat hari ini, tapi ditunda karena penerbangan full,” kata pengurus MRP, Timotius Murib, kepada Tempo, Kamis, 15 Desember 2011.
Menurut Timotius, pengurus MRP lainnya, Debora Mote, sudah lebih dahulu berada di Paniai. Adapun tugas tim khusus yang terdiri dari sejumlah anggota MRP mengambil langkah-langkah strategis bagi perdamaian di Paniai.
Dengan pola pendekatan seperti itu, kata Timotius, diharapkan OPM yang ada di hutan bisa memahami bahwa situasi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan pembangunan. “Kami juga berharap konflik bisa segera berakhir, apalagi ini menjelang hari raya bagi umat Nasrani,” ujarnya.
Dari hasil kajian dan diskusi dengan beberapa pihak di Paniai, MRP selanjutnya akan menyampaikannya kepada pemerintah dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. “Kami ingin ada solusi cerdas yang dapat bermanfaat bagi kedua pihak yang bersengketa. Ini langkah pertama, berikutnya kita berharap tidak ada lagi gerakan bersenjata yang dapat mengacaukan situasi di Paniai,” ucap Timotius.
Timotius menegaskan bahwa MRP mendukung penuh langkah kepolisian sebagai aparat penegak hukum untuk mengamankan wilayah. Namun pendekatan yang dilakukan seharusnya tidak sampai menimbulkan korban jiwa karena bisa memicu konflik yang lebih luas.
Ketegangan di Paniai masih berlangsung hingga hari ini. OPM bertahan di markas baru mereka di sekitar Gunung Wege. Sementara markas lama OPM di wilayah Eduda telah dikuasai penuh aparat keamanan Indonesia. “Hari ini dan kemarin, ada baku tembak lagi. Kita sudah jatuh korban sangat banyak, intinya bila ABRI (TNI) jual, kita akan beli,” kata juru bicara Organisasi Papua Merdeka Divisi II Makodam Pemka IV Paniai, Leo Yeimo.
Leo mengatakan, setelah didata, jumlah rumah di wilayah Ekadide yang dibakar aparat Indonesia sebanyak 70 buah. “Ada rumah staf, panglima OPM, komandan, rumah tentara, dan kantor OPM. Semuanya sudah hangus,” tuturnya.
Sementara itu, Kapolres Paniai, Ajun Komisaris Besar Polisi Janus Siregar, mengatakan anggota Brigade Mobil terus melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata. “Masih dalam pengejaran,” ucapnya.
JERRY OMONA