TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyoroti peran penting pekerja berusia muda dalam perekonomian dunia sekarang ini. "Hampir setengah dari populasi dunia diisi pemuda berusia di bawah 25 tahun. Pemuda memegang peran penting untuk kesejahteraan global," kata SBY dalam pidatonya di Konferensi International Labour Organisation (ILO) ke 100 di Jenewa, Swiss, Selasa 14 Juni 2011.
SBY mengutip laporan ILO yang menyebutkan sebanyak 81 juta dari 620 juta pekerja aktif di seluruh penjuru dunia adalah pemuda berusia 15-24 tahun. Mereka tercatat sudah bekerja sejak akhir 2009. "Ini angka tertinggi yang tercatat sejak 1991," kata dia.
Atas dasar itu, SBY mengajak seluruh negara, khususnya anggota ILO, untuk bekerja sama mencegah pengangguran terutama di kalangan masyarakat berusia muda. Seluruh negara harus berinvestasi lebih besar di sektor-sektor yang dapat menumbuhkan lapangan kerja bagi kaum muda. "Kita juga harus bekerja sama secara koalisi global untuk pekerja berusia muda. Sekarang saatnya bertindak dan merumuskan perubahan, untuk generasi mendatang dan dekade selanjutnya," kata SBY.
SBY diminta ILO untuk memberikan masukan dalam peringatan konferensi yang bertema "Building a Future With Decent Work" karena dianggap berhasil mengelola masalah tenaga kerja pada krisis global 2008 sehingga tidak mengakibatkan gelombang pemutusan hubungan kerja. Hadir dalam acara ini para petinggi ILO, seperti Dirjen ILO Juan Somavia dan Presiden Konferensi Buruh Internasional Robert Nkili.
Delegasi dari Indonesia diwakili oleh SBY dan beberapa menteri, seperti Menkopolhukam Djoko Suyanto, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar.
Setidaknya ada enam Kepala Negara yang dihadirkan. Mereka adalah Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Finlandia Tarja Kaarina Halonen, Perdana Menteri Vladimir Putin, Presiden Jakaya Kikwete Mrisho, Presiden Swiss Micheline Calmy-Rey dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
SBY adalah Presiden pertama Indonesia yang hadir dalam Konferensi Satu Abad ILO sejak didirikan tahun 1919. Indonesia diundang memberikan masukan dalam peringatan Konferensi yang bertemakan "Building a Future with Decent Work” karena dianggap berhasil mengelola masalah tenaga kerja pada krisis global 2008 sehingga tidak mengakibatkan gelombang pemutusan hubungan kerja.
WIDIARSI AGUSTINA (JENEWA) | MAHARDIKA SATRIA HADI