TEMPO Interaktif, Makassar - Bentrokan mahasiswa dan polisi di depan kampus Universitas Al-Asyariah Mandar (Unasman), Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat mengakibatkan 18 mahasiswa, seorang dosen dan satpam, serta 15 polisi terluka. Seorang dosen, satpam dan tiga mahasiswa di antaranya terkena tembakan. Sementara polisi dan mahasiswa lainnya luka karena lemparan batu, dan peluru senjata rakitan jenis papporo.
Syariat Tajuddin, Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unasman menyebutkan mahasiswa yang tertembak bernama Firdaus, Ilham, dan Ibrahim. Juga seorang dosen bernama Sofyan, serta seorang petugas keamanan kampus, Jaka. "Ada 15 mahasiswa lainnya terluka terkena lemparan batu, serta seorang mahasiswa yang terinjak," katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Polres Polewali Mandar, Ajun Komisaris Besar I Gusti Ngurahrai Mahaputra mengatakan anggotanya dari unit pengendali massa Samapta yang terluka kini dirawat di rumah sakit.
"Mahasiswa melempari kami saat baru tiba melakukan pengamanan di lokasi eksekusi," kata I Gusti, siang ini. "Rata-rata anggota kami mengalami luka lemparan batu di kepala dan muka."
Dia mengatakan, pihaknya langsung menarik pasukan dari lokasi kejadian usai bentrokan.
Menurutnya, mahasiswa yang terlebih dahulu menyerang polisi. Selain melempar batu dan balok kayu, mahasiswa juga menggunakan senjata rakitan dan bom molotov.
Perwira menengah ini menepis jika anggotanya melesatkan tembakan ke arah mahasiswa. Polisi hanya melepaskan tembakan peringatan untuk memukul mundur mahasiswa. Selain itu, polisi juga menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa.
"Kami belum dapat laporan pasti ada mahasiswa yang kena tembak. Jika memang ada kami minta bukti dan memproses anggota yang melakukan hal tersebut," ujar I Gusti.
Untuk mengamankan eksekusi kampus Universitas Polewali Mandar, polisi mengerahkan sekitar 228 personel. Bentrokan tidak dapat dihindari setelah mahasiswa nekat menyerang polisi.
Bentrokan diduga dipicu rencana eksekusi kampus Unasman oleh Pengadilan Negeri Polewali Mandar. Gedung dan lokasi kampus menjadi sengketa antara dua kelompok, yaitu kubu Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) pimpinan Professor Muis Khabri, dan Unasman.
Pada putusan pengadilan memenangkan DDI. Putusan ini tidak diterima oleh Unasman karena merasa sebagai pemilik yang sah.
Hingga saat ini, lokasi bentrokan telah ditinggalkan polisi. Sementara itu, mahasiswa masih terus bertahan di sekitar kampus.
ABDUL RAHMAN