Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kehutanan Jawa Barat Anang Sudarna. Menurut dia, lahan paling kritis terdapat di Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Sukabumi. "Lahan kritis di wilayah itu mengkhawatirkan," kata Anang kepada wartawan pada acara menanam pohon untuk pencanangan 'Bekasi Hijau untuk Kehidupan yang Lebih Baik' di City Walk Lippo Cikarang, Kamis (16/12).
Menurut Anang, luas lahan kritis itu menurun dari tahun ke tahun seiring dengan semakin seringnya program menanam pohon. Pada 2004 lalu, luas lahan kritis di Provinsi Jawa Barat 580 ribu hektar.
Lahan kritis, kata Anang, sebagian disebabkan perilaku masyarakat. Warga menanam pohon yang tidak sesuai seperti singkong dan jagung pada daerah kemiringan yang sangat terjang. "Akibatnya, tanah sangat mudah longsor," katanya.
Kebutuhan pohon, Anang melanjutkan, untuk membenahi lahan kritis itu sekitar 75,5 juta batang pohon, dengan estimasi 500 pohon untuk satu hektare lahan kritis. "Akan ditanami bertahap, tentunya pemerintah berharap pada partisipasi masyarakat," ujarnya.
Selain lahan milik warga, lahan kritis di kawasan industri sekitar 16 ribu hektare. Pada 2010/ 2011, Pemerintah mendorong pengelola kawasan mengubah lahan kritis itu menjadi sehat mencapai 11 ribu hektare lahan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bekasi Bambang Sulaksana, mengatakan lahan kritis di wilayahnya 4.300 hektare. "Kami butuh sekitar 7 juta pohon untuk menyehatkan lahan kritis itu," katanya.
Bambang meminta sekitar 3.500 industri yang tersebar di tujuh kawasan berperan aktif menyehatkan lahan dengan menanam pohon. Dia meminta setiap perusahaan menanam bibit pohon trembesi, yang mampu menghasilkan oksigen lebih besar.
Hamluddin