Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TNI Tak Punya Hak Pilih di 2014

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan Undang-Undang No 34 tahun 2004 tentang TNI mengamanatkan setiap orang dalam organisasi TNI harus netral. Sehingga, jika TNI mau hak pilih di 2014, harus diubah dulu undang-undangnya.

"Di Program Legislasi Nasional tahun ini tidak ada jadwal perubahan. Tidak tahu kalau tahun depan," kata Purnomo usai Seminar Keamanan Nasional di gedung Lembaga Ketahanan Nasional, Rabu (23/6).

Purnomo melanjutkan, pemerintah masih harus mendengar dulu kemauan TNI dan kemauan rakyat terkait dengan pengembalian hak pilih para prajurit dan perwira TNI. "Tetapi amanat pengubahan Undang-Undang ada di tangan DPR dan Presiden, saya hanya mengikuti peraturan perundang-undangan yang ada," kata Purnomo.

Kalaupun undang-undang tersebut mau diubah, katanya, prosesnya tidak cepat. Sebagai perbandingan, untuk membuat Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional saja membutuhkan seminar besar di Lembaga Ketahanan Nasional, yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam pertahanan dan keamanan nasional. "Jadi tidak ujug-ujug berubah. Perlu suatu proses panjang," tegas Purnomo.

Menurut catatan terakhir Purnomo, jumlah TNI saat ini ada sekitar 400 ribu personil. "Interpretasikan sendiri, apa signifikan dengan pemilu yang biasanya diikuti sekitar 120 sampai 130 jutaan pemilih?" ujar Purnomo.

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Endriartono Sutarto menyatakan pemberian hak pilih kepada TNI harus bisa diberikan di 2014. Tetapi terbatas hanya hak untuk memilih, bukan hak untuk dipilih.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Bedakan antara hak pilih institusi dengan hak pilih prajurit, bedanya jauh. Sepuluh tahun (sejak 2004) sudah cukup untuk membuat orang percaya individu dalam TNI cukup dewasa dalam memilih," kata Endriartono.

Diwawancarai terpisah, pengacara senior Adnan Buyung Nasution menyatakan ketidaksetujuannya. "Sampai saat ini, kita (Indonesia) masih berusaha membuat TNI yang tadinya sarat politik dan berhasrat menguasai negara untuk kembali normal dulu," kata Adnan.

Beberapa hari lalu, anggota Komisi Pemerintahan Dalam Negeri dari Fraksi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menerangkan, jika mau memberikan hak pilih pada TNI, Undang-Undang Pemilu juga harus diubah. "Berdasarkan pengalaman, biasanya itu butuh panitia khusus," kata Ganjar.

ARYANI KRISTANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

10 Oktober 2016

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bersama Minister of Defense Acquisition Program Administration Republik Korea Chang Myoungjin (kanan) dan Duta Besar Republik Korea, Cho Taiyoung (kiri), menjawab pertanyaan awak media seusai melakukan penandatangan kontrak kesepakatan jangka panjang, di Kementerian Pertahanan, Jakarta, 7 Januari 2016. TEMPO/Imam Sukamto
Tak Setuju TNI Diberi Hak Politik, Ini Alasan Ryamizard  

Ryamizard mengatakan kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi TNI untuk memiliki hak politik.


Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

10 Oktober 2016

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu usai penyerahan tanda kehormatan Yudha Dharma Utama di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, 28 Juni 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis
Ini Alasan Menhan Setuju TNI Dikembalikan di MPR

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tidak setuju jika TNI ikut dalam politik praktis.


Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

7 Oktober 2016

Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo memanjatkan doa di depan makam Panglima Besar TNI Jenderal Sudirman dalam acara ziarah nasional TNI di taman makam pahlawan nasional Kusumanegara, Yogyakarta, 28 September 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Hak Politik Tentara, Istana Tak Dukung Panglima TNI

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menegaskan TNI harus
netral.


Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

4 Oktober 2016

Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo memeriksa pasukan saat sertijab Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) di Mako Paspampres, Tanah Abang, Jakarta, 25 Mei 2016. TEMPO/Subekti
Panglima: Tak Punya Hak Politik, TNI seperti Warga Asing  

Menurut Gatot, anggota TNI memang belum siap diberi hak politik untuk menyalurkan hak pilihnya.


Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

4 Oktober 2016

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Panglima Usul Tentara Bisa Nyoblos, DPR: TNI Harus Netral

Pemberian hak pilih kepada anggota TNI berpotensi memecah belah soliditas TNI.


Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

21 Mei 2015

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memberikan keterangan dalam Rapim TNI Tahun 2015 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, 22 Desember 2014. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Panglima Moeldoko Izinkan Istri Prajurit TNI Berpolitik  

Prajurit TNI tetap dilarang keras terlibat dalam berpolitik praktis.


Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

9 Juni 2014

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko.   ANTARA/M Rusman
Kasus Babinsa, Bawaslu Ingin Panglima TNI Datang

Pertemuan dengan Panglima TNI diharapkan menjadi ajang
koordinasi dan tukar-menukar informasi.


Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

5 Juni 2014

Kasad Jenderal TNI Budiman. TEMPO/Dasril Roszandi
Intelijen Telusuri Prajurit TNI Tak Netral

Budiman menyatakan belum menemukan indikasi prajurit bersikap tak netral.


SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

3 Juni 2014

SBY Hormati Apapun Hasil Pileg 2014
SBY Desak Buku Reformasi TNI-Polri Dirampungkan  

SBY meminta buku sejarah ini segera diselesaikan mumpung pelakunya masih hidup.


Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

14 Maret 2014

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kiri) memberi hormat kepada Menko Polhukam Djoko Suyanto (kanan) sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta (7/2). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Panglima Janji Tebas Kepala Prajurit Tak Netral  

Ini kedua kalinya Moeldoko menyebut tebas-menebas.