Menurut Amin, hingga saat ini tim TKP bentukan Gubernur ini memang masih menyelesaikan proses identifikasi dan penelitian di sekitar kawasan sekitar semburan lumpur. Hasil dari penelitian ini nantinya akan diserahkan kepada Gubernur Jatim untuk ditindaklanjuti menjadi sebuah keputusan.
Amin yang juga geolog dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini mengatakan, penellitian ini sebenarnya merupakan yang kedua kalinya. Penelitian pertama dilakukan pada tahun 2008 lalu dan sudah diserahkan kepada Gubernur Jatim. Saat itu, hasil penelitian yang dilakukan tim gabungan dari ITS dan Unair ini merekomendasikan warga di 9 RT di tiga desa yaitu Siring Barat, Jatirejo Barat dan Mindi untuk segera diungsikan.
Kata dia, hasil rekomendasi ini lantas diserahkan oleh Gubernur kepada Presiden yang selanjutnya turunlah perintah untuk memberikan bantuan sosial kepada warga di 9 RT yang ada di tiga desa itu.
Sejak semburan muncrat pertama kalinya hingga saat ini, selain telah menenggelamkan sekitar 800 hektar tanah di 12 desa, lumpur saat ini juga membuat kawasan pemukiman di 9 desa di sekitar lumpur tak layak huni. Sebab, di sekitar desa itu sudah terjadi penurunan tanah yang membuat rumah retak serta keluar berbagai semburan gas liar yang mudah terbakar.
Hanya saja, di 9 desa ini yaitu Desa Siring Barat, Jatirejo Barat, Mindi, Pamotan, Wunut, Ketapang, Besuki, Pejarakan dan Kedungcangkring sebagian hingga saat ini masih dihuni. Padahal sebagian kondisi di 9 desa ini sudah sangat tidak layak huni.
Baca juga:
"Untuk sementara, langkah yang harus ditempuh adalah membekali warga dengan peralatan deteksi gas, serta memberikan cara kepada mereka supaya bertahan hidup," kata Amin.
BPLS sendiri beberapa kali sudah memberikan pelatihan kepada warga untuk mencoba bertahan hidup di tengah situasi seperti ini. Menurut Kepala Humas BPLS, Ahmad Zulkarnain, selama ini pihaknya sudah mensosialisasikan pentingnya membuat saluran udara minimal jendela sebanyak mungkin di rumah mereka.
"Kami sudah kasih penjelasan, untuk bertahan hidup minimal jendela harus selalu terbuka. Ini untuk mensiasati jika ada gas yang keluar bisa langsung terbang dan hilang," kata Zulkarnain.
Selain itu, BPLS juga telah melatih warga cara memanfaatkan gas yang sering keluar disekitar rumah mereka. Hanya saja, pemanfaatan gas ini belum bisa maksimal karena sifat gas yang keluar juga temporan dan kadang berpindah-pindah. Untuk keamanan, BPLS juga telah memasang beberapa rambu peringatan dilokasi semburan gas liar.
ROHMAN TAUFIQ