TEMPO Interaktif, Jakarta - Politisi Golongan Karya Priyo Budi Santoso memprediksi peta politik di 2014 tak akan banyak perubahan dibanding hasil Pemilu 2009. "Tiga yang terbesar akan tetap berlaga, kecil kemungkinan bergeser" kata Ketua Partai Golkar Priyo dalam Diskusi "Pemimpin Muda Demokrat dan Politik 2014", di ruang wartawan DPR, Jakarta, Rabu (26/5).
Pada Pemilu 2009, peta politik Indonesia diwarnai tiga partai besar bernuansa Nasionalis yaitu Demokrat, Golkar dan PDIP. Lalu empat partai berlatar belakang agama yaitu PKB, PKS, PPP dan PAN. Kemudian dua partai lagi yang berlatar belakang Nasionalis yaitu Gerindra dan Hanura. "Tidak mungkin dua yang bontot mendorong," ujarnya.
Mengomentari tentang calon Presiden yang akan diusung Golkar di 2014, Priyo mengatakan peluang Aburizal Bakrie sebagai ketua umum paling besar. Dan dorongan internalnya juga lebih mudah. Walau Ical sendiri belum menerima. "Pak Ical selalu bilang masih terlalu pagi untuk bahas itu," kata Priyo.
Selain itu, lanjut Priyo, kemungkinan besar PDI Perjuangan masih akan mengusung mantan presiden Megawati Soekarnoputri dalam pemilu nanti. Walau ketokohan Tjahyo Kumolo, Puan Maharani dan Pramono Anung juga besar. "Kalau bu Mega berkenan, pasti tidak ada yg mau menolak," katanya.
Peluang Prabowo Subianto juga masih besar di 2014. Apalagi peluang kongsi politik Gerindra masih terbuka, tidak harus dengan PDI Perjuangan seperti 2009 lalu. "Bisa saja kan dengan Golongan Karya," kata Priyo.
Yang peta politik agak kabur, tambah Priyo, adalah calon Presiden Partai Demokrat. "Bisa Anas Urbaningrum, bisa Ani Yudhoyono," katanya.
Adapun Sekretaris Jenderal PDIP, Tjahyo Kumolo, melihat peta politik 2014 masih tergantung konsesus sembilan fraksi atas Undang-Undang Politik baru. "Jadi mau pemilihan presiden dulu, atau pemilihan legislatif dulu," tutur Tjahyo yang duduk tepat sebelah Priyo ini.
ARYANI KRISTANTI