Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jusuf Kalla Orasi Kebudayaan di Taman Budaya Padang

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Padang - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan orasi kebudayaan selama 45 menit di Teater Utama Taman Budaya Padang, Jumat (15/1), dalam acara yang digelar Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB).

Dalam orasi yang berjudul “Revitalisasi Kebudayaan Daerah Bagian dari Strategi Kebudayaan Nasional" itu Jusuf Kalla mengatakan, budaya orang Minang adalah budaya pemikir dan pedagang. Hal itu bisa dilihat dengan munculnya tokoh-tokoh nasional dari Minangkabau yang berlatar belakang pemikir dan para perantau yang bekerja sebagai pedagang.

“Karena itu bagi orang Minang itu yang penting adalah sekolah, pasar, dan surau, kalau ingin menghancurkan orang Minang itu gampang, hancurkan pasar, sekolah, dan surau maka tercerabutlah orang Minang dari akar budayanya,” katanya disambut gelak sekitar 150 seniman dan akademisi Sumatera Barat termasuk tokoh Minang seperti mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif, Bachtiar Chamsyah, Fahmi Idris, dan mantan Wali Kota Padang Syahrul Ujud.

Kalla mengingatkan orang Minang harus mengutamakan kejujuran, kerja keras, dan penguasaan teknologi. “Tiga hal itu harus dikembangkan di Sumatera Barat jika ingin maju di masa depan,” tegasnya.

Dia juga memuji orang Sumatera lebih demokrastis dibandingkan orang bagian timur Indonesia. “Saat menyambut tamu orang Sumatera menyambut dengan pinang, sementara orang Timor seperti Bugis dan Ambon menyambut dengan parang seperti tarian perang, itu memperlihatkan orang Sumatera lebih demokratis dan orang Timor lebih keras,” kata Kalla.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kalla datang tanpa didampingi istri Ny Mufida Jusuf Kalla karena langsung ke kampungnya di Lintau, Tanah Datar. Namun Kalla sempat membagi pengalamannya saat melamar Nyonya Mufida.

"Ayah saya Haji Kalla sempat protes, waktu itu melamar Mufida mesti kepada Mamaknya (paman) sesuai adat Minang, bukan pada orang tuanya, Ayah saya sempat tidak terima, namun setelah diberi pemahaman begitulah budaya matriakat di Minangkabau, maka Ayah pun paham dan datang melamar kepada Mamak Mufida,” ungkap Kalla.

Selain berorasi di Taman Budaya, siang ini Kalla yang juga Ketua Pembina Forum Saudagar Nusantara akan memberikan kuliah umum tentang entrepreneur di kampus Universitas Andalas di Limau Manis yang akan dihadiri ratusan mahasiswa, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, dan Saudagar Muda Minang.

Febrianti 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

29 Juli 2017

Agus Harimurti Yudhoyono saat menyampaikan orasi kebudayaannya dalam acara Malam Budaya Manusia Bintang 2017 di Hotel Aryaduta, Gambir, Jakarta, 29 Juli 2017. TEMPO/Ahmad Faiz
Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

Mantan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak masyarakat membiasakan mengucap terima kasih dan maaf dalam beriteraksi.


Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

13 Oktober 2016

Presiden Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri (tengah), Mendikbud Muhajir Effendy (kanan), Direktur UNESCO Jakarta Shahbaz Khan (kedua dari kanan)  saat pembukaan World Culture Forum 2016 di Nusa Dua, Bali, 13 Oktober 2016. Forum yang digelar oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia bekerjasama dengan UNESCO itu diikuti oleh 63 negara untuk membahas pengembangan fungsi budaya dalam pembangunan yang berkelanjutan. Johannes P. Christo
Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

Sektaris Jenderal UNESCO, Irin Bokova, mengatakan simposium WCF harus dijadikan refleksi global.


Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

12 Oktober 2016

Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

Wakil Rektor Auckland University of Technology, Professor Nigel Hemmington, berharap kerja sama tersebut terus berlanjut.


Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

23 Agustus 2016

Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Budayawan pada acara dialog bersama para Budayawan di Galeri Nasioanl Indonesia, Jakarta, 23 Agustus 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah
Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

Para budayawan menilai, Presiden Joko Widodo sudah lupa dengan program-program pembangunan kebudayaan.


Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

26 Juli 2016

World Bank Group Managing Director, Sri Mulyani Indrawati, berpidato saat acara pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructur Summit 2015 di Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

Bekal ilmu dan pengetahuan di UI sangat membantunya memahami masalah dengan obyektif dan akurat.


Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

26 Juli 2016

World Bank Group Managing Director, Sri Mulyani Indrawati, berpidato saat acara pembukaan konferensi Indonesia Green Infrastructur Summit 2015 di Jakarta, 9 Juni 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

Sri Mulyani akan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia siang ini.


JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

30 Desember 2015

JJ Rizal. TEMPO/Imam Sukamto
JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit "orang Indonesia"


Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

28 Agustus 2015

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Ishomuddin
Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru.


Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

28 Agustus 2015

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. TEMPO/Budi Purwanto
Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

Gus Mus mengatakan, ada orang yang menganggap manusia adalah yang seperti dirinya sendiri sehingga sama saja menganggap yang lain bukan manusia.


Menistakan Pidato

27 Agustus 2015

Menistakan Pidato

Akhirnya mengaku, saya adalah pengarang yang diam-diam gemar "dipaksa" menerima order menulis pidato, sejak 1980-an.