Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

36 Tahun Sultan Hamengkubuwono IX Wafat, Banjir Air Mata Menuju Imogiri

image-gnews
Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPada 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, pada 25 September 1988, Hamengkubuwono IX berangkat ke ke New York, dengan kondisi sehat. Namun, pada 2 Oktober 1988 pukul 17.00, ia  muntah-muntah di Hotel Embassy Row. Saat itu, ia juga mengeluh sakit pada dadanya sehingga diberi pernapasan darurat dan dibawa ke Rumah Sakit George Washington. 

Berdasarkan Majalah Tempo edisi 8 Oktober 1988, pukul 17.45, Hamengkubuwono IX dilarikan ke ruang gawat darurat karena mengalami serangan jantung. Setelah itu, pukul 20.05, ia dinyatakan telah meninggal.

Pada 6 Oktober 1988, jenazah Hamengkubuwono IX tiba di Jakarta. keesokan harinya, jenazah disemayamkan di Bangsal Kencono, Keraton Yogyakarta. Kemudian, pada 8 Oktober 1988, jenazah Sultan tiba di Imogiri untuk dimakamkan di Makam Saptorenggo di antara Hamengkubuwono VII dan Hamengkubuwono VIII.

Sejak jenazah Hamengkubuwono IX tiba di Jakarta sampai dibawa ke Imogiri, ratusan ribu orang berbelasungkawa. Keadaan bangsa yang berduka ini dapat dicatat dalam babad sebagai pemakaman terbesar pada abad ke-20. Setelah 3 bulan Yogyakarta menjadi kota kering, saat pemakaman berlangsung, hujan turun tidak disangka. Konon, itu menjadi kebiasaan, jika ada anggota keluarga keraton Yogyakarta yang meninggal dunia. Hujan juga tumben turun di Washington, D.C., ketika jenazah disemayamkan di KBRI dan diberangkatkan ke Jakarta, pada 4 Oktober 1988.  

Mengacu Majalah Tempo edisi 15 Oktober 1988, sebuah teja aneh berwarna putih terlihat di atas langit Imogiri ketika pemakaman berlangsung. Selain itu, dua burung hitam yang membisu hinggap di tembok makam. Pemakaman Sultan ini juga dihadiri oleh ribuan orang yang telah datang sejak 7 Oktober pukul 14.00 sampai 8 Oktober pukul 05.00. 

Seorang abdi dalem keraton mencatat bahwa sekitar 150 orang tiap menit masuk ke istana untuk menghormati Sultan. Selama 16 jam saat hari pemakaman, sebanyak 115 buku tamu habis, setelah mencatat 18.000 pengunjung. Padahal, hanya sebagian pelayat yang mengisinya. 

Malam sebelum pemakaman berlangsung, sebanyak 90 kelompok pengajian bersembahyang di samping jenazah Hamengkubuwono IX. Secara bergiliran, rombongan perempuan berbaris dan khusyuk berdoa. Selain itu, satu rombongan biarawati Katolik juga hadir dalam doa dan di lantai lebih bawah orang bersemadi cara Jawa. 

Pada pagi 7 Oktober 1988, sejak jenazah tiba di Bandara Adisucipto, suasana sangat hening dari alun-alun utara. Hanya ada suara perempuan membaca Al-Quran di masjid dan harum melati, mawar, serta dupa di mana-mana. Menurut putri Sultan, B.R.A.Y. Kuswarjanti, ada tiga kuintal melati dan satu kuintal mawar yang digunakan. Sebanyak dua kuintal di antaranya adalah sumbangan dari Universitas Gadjah Mada.

Lalu, sekitar 30 menit usai lonceng keraton Kiai Brajanala dibunyikan 9 kali, ambulans datang membawa jenazah Hamengkubuwono IX. Menteri Soepardjo Rustam menyerahkan jenazah dari pemerintah ke tangan keluarga yang diwakilkan putra tertua Hamengkubuwono IX, Mangkubumi. Saat peti dibuka, jenazah tidak mengenakan pakaian adat Jawa karena meninggal dunia di AS. Namun, jenazah tetap ada untaian melati bawang sepanjang semeter, dua kendi, kain mori putih, sapu lidi, dan kentongan bambu.

Kemudian, gending Monggang berbunyi dilantunkan oleh gamelan Kiai Guntur Laut. Lalu, pukul 08.30, jenazah Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat oleh 14 prajurit Kopassus bersama dengan para pangeran. Di bawah payung agung Songsong Jene, perjalanan kebesaran ke bukit Imogiri dimulai. Di Regol (Pintu) Magangan, peti dengan tubuh raja itu dinaikkan ke kereta berkuda yang telah menanti dan dilepas oleh para pengantar untuk selama-lamanya menuju peristirahatnnya terakhir di Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri

RACHEL FARAHDIBA R  | MAJALAH TEMPO

Pilihan Editor: Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washingtron DC

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

3 jam lalu

Prosesi pemakaman Sultan Hamengkubuwono IX. Foto: Istimewa
Kilas Balik Kabar Duka 36 Tahun Lalu, Sri Sultan Hamengkubuwono IX Wafat di Washington DC

Pada 36 tahun lalu, tepat 2 Oktober 1988, Sri Sultan Hamengkubuwono IX wafat. Kabar dukanya pun terkirim dari Washington DC sampai Indonesia.


Israel Serang Lebanon, KBRI Sediakan Tempat Berlindung untuk WNI

19 jam lalu

Warga Suriah yang tinggal di Lebanon dan kembali ke Suriah karena permusuhan yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, membawa barang-barang mereka di perbatasan Suriah-Lebanon, di Jdaydet Yabous, Suriah, 25 September 2024. REUTERS/Yamam al Shaar
Israel Serang Lebanon, KBRI Sediakan Tempat Berlindung untuk WNI

Sebanyak 157 WNI masih berada di Lebanon. KBRI masih berupaya mengevakuasi WNI dari Lebanon.


Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut Memantau dari Dekat Situasi di Lebanon.

7 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Kementerian Luar Negeri dan KBRI Beirut Memantau dari Dekat Situasi di Lebanon.

KBRI Beirut telah meningkatkan status menjadi Siaga 1 untuk seluruh wilayah Lebanon. Jumlah WNI di Lebanon saat ini 159 orang


Proyek Food Estate di Merauke, Pertaruhan Jokowi dan Prabowo

8 hari lalu

Dalam proyek food estate di Merauke, Papua Selatan, Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto  bersaing mewujudkannya.
Proyek Food Estate di Merauke, Pertaruhan Jokowi dan Prabowo

Food Estate di Merauke mendapat sorotan publik. Proyek pertaruhan Prabowo dan Jokowi untuk ketahanan pangan nasional.


Laporan Majalah Tempo: Prabowo Akan Bentuk 44 Kementerian, Apa Saja?

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo berbincang dengan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto di depan Istana Negara IKN, Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024). ANTARA/Rangga Pandu Asmara Jingga/aa.
Laporan Majalah Tempo: Prabowo Akan Bentuk 44 Kementerian, Apa Saja?

Kabinet Prabowo Subianto ditengarai bakal lebih gemuk dari kabinet Presiden Jokowi, demikian dilaporkan Majalah Tempo edisi 22 September 2024.


Ketakutan Menghantui Warga Lebanon Usai Serangkaian Ledakan Pager dan Walkie Talkie

10 hari lalu

Orang-orang berkumpul di luar rumah sakit, saat ratusan anggota kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah, termasuk para pejuang dan petugas medis, terluka parah pada hari Selasa ketika pager yang mereka gunakan untuk berkomunikasi meledak, menurut sumber keamanan, di Beirut, Lebanon 17 September 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Ketakutan Menghantui Warga Lebanon Usai Serangkaian Ledakan Pager dan Walkie Talkie

Serangkaian ledakan pager dan walkie talkie terjadi di wilayah perbatasan Lebanon, bagaimana suasana dan reaksi warga sekitar?


75 Tahun Hubungan Indonesia dan Yunani, KBRI Bikin Kolaborasi Seni

11 hari lalu

Naufal Abshar, salah satu seniman muda kontemporer Indonesia, kiri, bersama Duta Besar Indonesia untuk Yunani, Bebeb A.K. Nugraha Djunjunan, kanan. Sumber: dokumen KBRI Athena
75 Tahun Hubungan Indonesia dan Yunani, KBRI Bikin Kolaborasi Seni

KBRI Athena mempersembahkan kolaborasi seni yang unik antara seniman muda kontemporer dari kedua negara.


Majalah Femina: Jatuh Bangun Majalah Perempuan di Tengah Hiruk-pikuk Media Hard News

13 hari lalu

lustrasi cover Majalah Femina. Foto : X
Majalah Femina: Jatuh Bangun Majalah Perempuan di Tengah Hiruk-pikuk Media Hard News

Majalah mingguan ini diterbitkan Femina Group yang dikerjakan sepenuhnya oleh perempuan dan berisi soal perempuan. Bagaimana perjalanan majalah ini?


Perseteruan Kubu Arsjad Rasjid vs Anindya Bakrie, Majalah Tempo Pernah Tulis Perebutan Ketua Umum Kadin pada 2010

14 hari lalu

Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) 2010  Suryo Bambang Sulisto. ANTARA/Teresia May
Perseteruan Kubu Arsjad Rasjid vs Anindya Bakrie, Majalah Tempo Pernah Tulis Perebutan Ketua Umum Kadin pada 2010

Majalah Tempo pernah menulis tentang perebutan posisi Ketua Umum Kadin. Dalam laporan berjudul "Berebut Kursi kadin-1" pada 10 Mei 2010.


Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

15 hari lalu

Para abdi dalem Keraton Yogyakarta membagikan hasil bumi gunungan dalam Gerebeg Maulud di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta Senin 16 September 2024. Dok.istimewa
Wisatawan Padati Prosesi Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta

Ribuan wisatawan memadati jalannya prosesi Garebeg atau Grebeg Maulud yang digelar Keraton Yogyakarta Senin 16 September 2024.