TEMPO Interaktif, KUNINGAN - Menyusul pengumuman polisi kalau korban tewas dalam penggerebekan Detasemen 88 di Temanggung, Jawa Tengah adalah Ibrohim—bukan Noor Din M Top, keluarga Ibrohim di Kuningan menunggu kedatangan jenazah Boim. “Rencana jenazah akan datang hari ini melalui darat” kata Kepala Polsek Cilimus Ajun Komisaris Besar Polisi Iskandar Muda di Kuningan, Rabu (12/8).
Keluarga Ibrohim sendiri memilih mengunci rapat rumahnya. Di dalam rumah di Dusun Kliwon, Kecmatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, tinggal orang tua Sucihani, istri Ibrohim dengan tiga anak Ibrohim. Juga adik dan ipar Sucihani.
Ibrohim adalahpenata bungan yang sedang ditugaskan di Hotel Ritz-Carlton. Ia menghilang pasca peledakan bom di hotel mewah kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan itu. Polisi memburu Ibrohim ke Dusun Beji, Desa Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Ia sergap di rumah Muh Djahri pada Sabtu pekan lalu.
Kepolisian memastikan Ibrohim alias Boim, 37 tahun, sebagai teroris yang tewas dalam penyergapan di Temanggung. Menurut Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Nanan Soekarna, Boim yang sejak 2005 bekerja di Toko Bunga Cynthia di hotel Ritz Carlton itu mengusulkan pengeboman di JW Marriott karena di tempat itu ada pertemuan bisnis pengusaha asing saban Jumat pagi. Dia juga mengusulkan pengeboman di Ritz Carlton karena ada akses dari Marriott.
"Dia lalu memberikan gambaran situasi kedua hotel, sistem keamanan dan cara masuk kepada Saifudin Zuhri dan Noor Din M Top," ujar Nanan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Rabu (12/8). Boim juga berperan dalam memberikan fotokopi KTP kepada pemilik rumah kontrakan di Jalan Pondok Jaya, Mampang, Jakarta Selatan, yang digunakan sebagai safe-house untuk peledakan Mega Kuningan.
IVANSYAH