TEMPO.CO, Jakarta - Kabar retaknya hubungan Ridwan Kamil dengan Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus sempat terendus ketika Ahmad Sahroni mundur dari jabatannya sebagai ketua tim pemenangan untuk Pilgub Jakarta 2024.
Ridwan Kamil berpasangan dengan Suswono dari Partai Keadilan Sejahtera. KIM Plus pada Agustus lalu, mendeklarasikan dukungannya untuk pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta ini.
KIM Plus yang mendukung Ridwan Kamil-Suswono terdiri dari partai politik anggota koalisi indonesia maju dan tambahan di luar koalisi. Anggota KIM Plus untuk Pilkada Jakarta, di antaranya Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, PSI, PBB, Gelora, Garuda, Prima, PKS, PKB, PPP, Perindo, dan NasDem.
Ahmad Sahroni yang juga Bendahara Umum Partai NasDem, mengundurkan diri sebagai ketua tim pemenangan kurang dari 24 jam setelah diamanahkan mengemban jabatan tersebut. Belakangan, jabatan ketua tim pemenangan itu digantikan oleh Ahmad Riza Patria.
"KIM Plus sudah solid (masih mendukung)," kata Ridwan Kamil saat dikonfirmasi Tempo seusai agendanya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 14 September 2024
Pria yang akrab disapa Emil ini memastikan mundurnya Sahroni dari tim pemenangan bukan karena retaknya hubungan koalisi untuk mendukung dirinya di Pilkada Jakarta.
Menurut Ridwan Kamil, Sahroni memiliki tugas lain di level pusat yang harus dilakukannya. Akibatnya jabatan sebagai ketua tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono harus Sahroni lepaskan. Mundurnya Sahroni itu juga dipastikan Ridwan sudah dilewati dengan diskusi terlebih dahulu.
"Hoo itu kan sederhana, Pak Sahroni kan ada penugasan di KIM Plus level pusat. Kedua, Pak Sahroni bukan dari, apa namanya, core KIM-nya. Setelah didiskusikan ulang, lebih paripurna kalau datang dari koalisi awal KIM, sebelum plus datang. Dipilihlah Pak Ariza," kata Ridwan Kamil.
Pandangan terkait retaknya dukungan KIM Plus untuk Ridwan Kamil salah satunya dinilai oleh Direktur Eksekutif The Strategic Research and Consulting (TSRC), Yayan Hidayat. Merujuk keterangan resminya yang diterima Tempo, dikatakan bahwa ada banyak hal yang menengarai dukungan dari KIM Plus berkurang terhadap Ridwan Kamil.
“Salah satu indikator yang bisa dilihat adalah mundurnya Sahroni sebagai Ketua Tim Pemenangan RK-Suswono, yang menunjukkan adanya komunikasi di internal yang belum selesai,” kata Yayan.
Indikasi ini disebutnya menunjukkan KIM Plus tengah berhitung ulang untuk mendukung Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta.
Pilgub Jakarta, menurut Yayan, adalah pusat perhatian dan menjadi epicentrum bagi Pilkada daerah-daerah lain. Ketidaksolidan KIM Plus di beberapa wilayah, seperti Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur, dinilai turut memengaruhi soliditas koalisi di Pilkada Jakarta.
“Golkar, misalnya, memilih berkoalisi dengan PDIP di Banten, sementara PKS juga memilih membuat koalisi sendiri bersama NasDem di Jawa Barat, dan di Jawa Timur PKB justru maju sendiri dengan kader internal,” kata Yayan.
Selain itu, Yayan mengatakan bahwa dari perspektif Gerindra, dukungan penuh terhadap Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta masih dipertanyakan. Sebab, meski Ridwan Kamil sudah dipindahkan dari Jawa Barat ke Jakarta, Gerindra tampak lebih fokus mendukung kader internal mereka, yaitu Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Pilihan Editor: Upaya Paslon Merebut Hati The Jakmania di Pilkada Jakarta