TEMPO.CO, Solo - Lembaga survei Solo Raya Polling merilis hasil sigi Pemilihan Kepala Daerah Solo 2024 pada Selasa, 13 Agustus 2024. Survei kali ini merupakan kali keempat untuk rangkaian survei Pilkada Solo.
Ketua Solo Raya Polling yang juga peneliti dari Universitas Slamet Riyadi atau Unisri Solo, Suwardi mengatakan survei ini mengambil sampel sebanyak 735 orang dengan metode Cuplikan Random Sampling berbasis pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo pada Pemilu 2024.
"Sampling (pengambilan sampel) dilakukan di 105 titik, merata di 54 kelurahan di Kota Kota dengan margin error 5 persen," ujar dia kepada wartawan saat konferensi pers di Kafe Bolo Dewe Solo, Jawa Tengah, Selasa, 13 Agustus 2024.
Ia mengatakan setiap titik pengambilan sampel itu diambil rata-rata tujuh orang. Secara akademik, respondennya mewakili seluruh lapisan masyarakat dan dari beragam latar belakang. Hasil survei Solo Raya Polling menunjukkan bahwa dari sisi popularitas, Teguh Prakosa menduduki posisi tertinggi dengan skor 96 persen atau sekitar 706 orang yang disurvei mengetahui sosok Teguh.
Selanjutnya ada Pimpinan Pura Mangkunegaran, KGPAA Mangkunegara X yang menduduki posisi berikutnya setelah Teguh dengan skor 85 persen atau 628 orang. "Posisi Teguh Prakosa tinggi karena sekarang beliau menjabat di pemerintahan, dari wakil, sekarang menjadi wali kota. Sehingga wajar bila banyak masyarakat lebih mengetahui sosok Pak Teguh," tutur dia.
Lebih lanjut ia mengatakan dari sisi popularitas ini Teguh cenderung konsisten berada di posisi teratas jika melihat hasil survei pertama hingga yang keempat ini. Adapun untuk beberapa nama lain, ada perbedaan hasil survei pertama hingga keempat..
"Posisi Pak Teguh (dari popularitas) sejak survei pertama hingga yang terakhir ini tetap di posisi nomor satu. Tapi ada perubahan di posisi tiga dan empat. Posisi tiga pada survey lalu diduduki Her Suprabu berganti tempat dengan Astrid Widayani. Untuk posisi kelima ada nama Sekar Tandjung," ungkapnya.
Adapun dari sisi akseptabilitas, ia mengungkapkan kinerja Teguh masih berada di posisi pertama dengan nilai agregat 2845 dan rerata 3,9. Namun dari sisi kecocokan calon pemimpin, ia mengatakan hasil survei menunjukkan bahwa masyarakat lebih condong dengan Mangkunegara X, dengan nilai 2728 dan rerata 3,93.
"Jadi secara kinerja masyarkat mengakui Pak Teguh, namun lebih cocok Gusti Bhre (sapaan karib Mangkunegara X) sebagai wali kota selanjutnya," ucap dia.
Untuk elektabilitas wakil, posisi pertama masyarakat memilih sosok Her Suprabu dengan 225 pemilih atau 30,6 persen. Di posisi kedua ada Astrid Widayani dengan jumlah 207 pemilih atau 28,2 persen. Sedangkan untuk posisi ketiga, diduduki Sekar Tanjung dengan jumlah 111 pemilih 15,1 persen.
Sendangkan untuk elektabilitas wali kota, Mangkunegara X berada di posisi puncak dengan 365 pemilih atau sekitar 49,7 persen. Sedangkan Teguh berada di posisi kedua dengan pemilih 274 orang atau 37,3 persen.
"Dari survei kami Mei lalu, posisi pertama ada Pak Teguh dengan skor 51,6 persen, kemudian Gusti Bhre 35,9 persen. Disurvei ini Gusti Bhre melejit. Kenapa? Karena dulu Gusti Bhre belum menunjukkan keseriusannya (maju ke Pilkada Solo). Sedangkan untuk Juli-Agustus ini sudah mulai terlihat keseriusannya dalam ajang Pilkada (terjun ke masyarakat) sehingga pemilih Teguh beralih ke Gusti Bhre," ujar dia.
Suwardi mengatakan pihaknya juga melakukan dua simulasi pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota Simulasi pertama memasangkan Mangkunegara X dengan Astrid Widayani, yang kemudian mendapat skor 54,7 persen. Sedangkan untuk Teguh-Her Suprabu memperoleh persentase 41 persen.
Pada simulsai kedua, Suwardi memasangkan Mangkengara X dengan Sugeng Riyanto dan memperoleh skor 54,1 persen. Sedangkan Teguh-Her Suprabu memperoleh skor 41,1 pesen.
"Simulasi kedua ini karena melihat PKS asat ini condong ke Sumber (daerah kediaman Presiden Joko Widodo) bukan ke Pucangsawit (daerah kediaman Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo)," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan alasan mengapa dalam simulasi itu posisi PDIP tetap Teguh dengan Her Suprabu, adalah karena dari sisi elektabilitas menunjukkan bahwa dua tokoh itu adalah sosok yang paling kuat.
"Kenapa posisi PDIP tetap Teguh-Her Suprabu, karena dari sisi elektabilitas, sosok yang kuat dari PDIP hanya dua orang ini, yang lain dari sisi skor tidak memungkinkan bisa memperoleh skor tinggi," katanya menjelaskan.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut dia, dilakukan pula simulasi bila Mangkunegara X dengan Astrid, mendapat dukungan dari partai politik yang memperoleh kursi di DPRD Kota Solo dan dukungan dari Presiden Jokowi dan presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Pasangan Mangkunegara X-Astrid itu dihadapkan dengan Teguh-Her Suprabu yang diusung PDIP. Hasilnya, Mangkunegara X-Astrid mendapat skor 61 persen, sedangkan Teguh-Her Suprabu memperoleh skor 35 persen.
"Artinya, siapapun yang dipasangkan dengan Gusti Bhre, memiliki potensi menang pada Pilkada Solo ini," katanya.
Meskipun belum secara resmi menyatakan maju di ajang Pilkada 2024, Mangkunegara X telah mendapatkan dukungan dari enam partai politik pemilik kursi di DPRD Kota Solo. Enam partai politik itu adalah Gerindra, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Keenam partai politik itu bahkan telah sepakat akan mengusung Mangkunegara X sebagai calon wali kota Solo di Pilkada 2024. Adapun Teguh Prakosa merupakan kader PDIP. Ia sebelumnya resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota di Pilkada 2024 ini di PDIP.
Hingga kini PDIP Solo masih menunggu rekomendasi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait penugasan sebagai calon wali kota tersebut.
Pilihan editor: Sejarawan Respons Jokowi soal Bau Istana: Kolonialisme itu Kebudayaan