3. Hasil pertemuan Gus Choi dengan PBNU
Pansus PKB PBNU juga mengundang Gus Choi untuk pertemuan pada Rabu, 7 Agustus 2024. Sosok yang kini kader Partai NasDem itu akan dimintai informasi terkait proses Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi Ketua Umum PKB. Gus Choi dinilai mengetahui secara rinci dinamika yang terjadi saat Cak Imim menguasai PKB mengalahkan kubu Abdurahman Wahid alias Gus Dur.
“Ya yang sudah beredar itu kan Pak Efendi Khoiri besok, hari Jumat kalau nggak salah. Eh Rabu, Rabu, besok,” kata Gus Ipul saat di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Agustus 2024.
Dalam pertemuan itu, Gus Choi mengatakan PBNU sebagai organisasi keagamaan berhak mengevaluasi partai PKB. “NU atau PBNU punya hak untuk mengevaluasi perjalanan PKB. Punya hak untuk mengoreksi” ujarnya dalam keterangan persnya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu. “Bukan ikut campur, tetapi karena memang sejarahnya.”
Pada kesempatan tersebut Gus Choi juga menjelaskan sejarah berdirinya PKB yang tidak terlepas dari peran PBNU. Ketika itu, Gus Dur yang menjadi ketua umum PBNU menerima aspirasi bahwa organisasi keagamaan tersebut harus memiliki partai sendiri. Atas aspirasi ini, PBNU membentuk partai, yakni PKB.
Dalam pembentukan PKB, hubungannya dengan PBNU memang tidak terjadi secara struktural. Meski begitu, menurut Gus Choi eksistensi PKB tidak bisa terlepas dari hubungan historis, kultural dan aspiratif. “Tidak struktural, betul. Tapi historis. Historis ini enggak bisa hilang,” kata Effendy Choirie
Mengenai hubungan kultural, menurut dia, NU memiliki kekayaan tradisi keagamaan, tradisi pemikiran, sopan santun, adab, akhlak, dan sebagainya, yang juga menjadi nilai-nilai saat mendirikan PKB. Kemudian hubungan aspiratif menyangkut dengan tujuan didirikannya PKB, yakni memperjuangkan gerakan politik PBNU. Atas dasar itu, ia juga mengatakan bahwa PKB tidak akan bisa eksis tanpa PBNU.
“PKB bisa menjadi seperti ini. Ada. Besar, karena PBNU dan Gus Dur” ujar Effendy.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | EKA YUDHA SAPUTRA | MAULANI MULIANINGSIH
Pilihan Editor: Wapres Ma'ruf Amin Siap Islahkan PBNU dan PKB, Tapi Tak Bersedia Jika Hanya Dijadikan Peluru