Mantiri menyampaikan rasa hormatnya kepada para tokoh Bali yang menjadi pejuang kemerdekaan. Mantiri juga memberikan penghargaan kepada AAGN Ari Dwipayana sebagai pejabat tinggi negara yang banyak memberikan dukungan moril dan materiel terhadap LVRI dan veteran Indonesia secara keseluruhan.
Turut hadir dalam acara tersebut Jajaran Pengurus DPP LVRI, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat LVRI Ito Sumardi, Staf Khusus Presiden: Sukardi Rinakit, Arif Budimanta dan Ayu Kartika Dewi, Anggota DPD RI Anak Agung Gde Agung, Anak Agung Oka Ratmadi (Cok Rat), Pj Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya, Pangdam Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni, Gubernur Bali periode 2008-2018 I Made Mangku Pastika, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono dan para penglingsir puri se-Bali.
DPP LVRI menganugerahkan bintang penghargaan LVRI kepada 4 tokoh Bali, yaitu:
- Anak Agung Gde Raka (Gung Lingsir), selaku anggota Dewan Perjuangan Rakyat kelahiran 1928 yang ikut berjuang dalam long march saat dipimpin langsung I Gusti Ngurah Rai pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
- I Gusti Bagus Saputera, yang merupakan pejuang kelahiran 1930 yang pernah menjadi mata-mata saat melawan penjajah Belanda dan Jepang.
- Djero Wiladja, selaku pejuang perempuan kelahiran 1931 yang pada masa perlawanan terhadap Belanda dan Jepang di 1945 bertugas sebagai PMI di Bali.
- AAGN Ari Dwipayana, ilmuwan politik yang 10 tahun terakhir mengabdikan diri menjadi Staf Khusus Menteri, Staf Khusus Presiden, dan Koordinator Staf Khusus Presiden. Ari juga merupakan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud dan menjadi inisiator Sastra Saraswati Sewana yang telah berlangsung selama lima tahun.
Pilihan Editor: Para Pakar Bicara soal Fenomena Kotak Kosong di Pilkada 2024