Mantan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen meraih 4,6 persen dan Bupati Kendal Dico Ganinduto di posisi keempat dengan mencatatkan 3,7 persen.
"Jika diperhatikan, ini sangat menarik, Sudaryono yang baru delapan bulan menjabat Ketua Gerindra Jateng bisa menempel ketat Ahmad Luthfi yang sudah berdinas lama di wilayah Jateng serta berada di atas kandidat lainnya, seperti Taj Yasin dan Dico," ucap Syifak.
Adapun, dalam elektabilitas tertutup atau saat responden diberikan kartu bantu, Sudaryono juga menempati posisi kedua setelah Ahmad Luthfi dengan 13,6 persen. Luthfi mencatatkan elektabilitas tertinggi dengan 17 persen. Taj Yasin di tempat ketiga dengan 11,8 persen diikuti Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul dengan 7,3 persen dan Dico dengan 6,6 persen.
Dia mengatakan, meskipun selalu berada di urutan pertama, Luthfi yang menjabat sebagai Kapolda Jateng terlama ini menjadi nama yang paling tinggi tidak diharapkan maju sebagai calon gubernur di Jateng.
"Masyarakat Jawa Tengah juga paling banyak tidak mengharapkan Ahmad Luthfi sebagai calon gubernur. Jadi, meski Ahmad Luthfi memiliki tingkat kepopuleran yang tinggi, tetapi tidak selalu yang populer itu berdampak positif," ujarnya.
IDN melakukan pengambilan sampel survei dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden. Responden merupakan warga negara Indonesia (WNI) di Jateng yang punya hak pilih dan berusia minimal 17 tahun ke atas atau sudah menikah.
Pengumpulan data dilakukan pada periode 30 Juni-7 Juli 2024 dengan metode wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan survei diperkirakan kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pilihan editor: Ragam Reaksi atas Pertemuan 5 Nahdliyin dengan Presiden Israel