Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Server TNI Dinonaktifkan Sementara Imbas Peretasan 210 Lembaga dari PDNS

Reporter

Editor

Imam Hamdi

image-gnews
Brigjen Nugraha Gumilar. Dok Pribadi
Brigjen Nugraha Gumilar. Dok Pribadi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Nugraha Gumilar mengatakan semua server di lembanganya dinonaktifkan sementara imbas peretasan 210 website lembaga pusat dan daerah di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). 

"Langkah kami menonaktifkan semua server sementara waktu," kata Nugraha dihubungi Tempo melalui pesan singkat pada Senin, 24 Juni 2024.

Sebuah akun X dengan centang biru FalcoonFeed.oi atau @FalconFeedsio mengunggah tangkapan layar penjualan sistem milik Badan Intelijen Strategis atau Bais TNI. Unggahan pada Senin, 24 Juni 2024 pukul 10.39 WIB itu menjelaskan dalam keterangan tertulisnya pembocoran data dilakukan oleh seseorang yang disebut MoonzHaxor.

"Kebocoran tersebut mencakup file sampel dengan kumpulan data lengkap tersedia dijual. Pelanggaran ini menyusul kejadian serupa pada 2021 di mana jaringan internal Badan Intelijen Negara dibobol kelompok Tiongkok," tulis keterangan @FalconFeedsio

Nugraha menanggapi unggahan itu untuk dicari tahu lebih dalam apakah kebocoran itu benar. Dia tidak menjelaskan apakah pembobolan server berimbas ke website TNI juga. "Soal akun X Falcon feed yang merilis bahwa data Bais TNI diretas sampai saat ini kami masih dalam pengecekan yang mendalam oleh tim siber TNI," ujar Nugraha.

Akun X itu juga mengunggah pembocoran data dilakukan oleh nama yang sama yakni MoonzHaxor seperti salah satu lembaga penegak hukum dan korporasi besar. 

Ratusan lembaga terkena virus ransomware dari LockBit 3.0 sehingga tidak bisa mengakses webiste-nya. Padahal dalam website itu menyimpan data yang penting dan sangat rahasia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Sirabuan mengatakan soal unggahan data milik lembaga penegak hukum yang dijual di pasar gelap. "Kami konfirmasi dengan kepolisian, apa benar ini data kalian ? mereka bilang itu data lama yang diperjualbelikan di dark web," kata Hinsa di kantor Kemenkominfo pada Senin, 24 Juni 2023.

Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, belum memastikan kapan akun website penting itu bisa kembali. "Belum bicara soal itu, kami lagi bekerja untuk mengatasi terutama pelayanan publik. Bisa berjalan kembali seperti sediakala," kata Nezar di kantor Kemenkominfo pada Senin, 24 Juni 2024.

Nezar bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Telkom Sigma dan Cyber Polri saat ini tengah mengupayakan migrasi data. "Kami lagi membuat skalanya. Mana yang harus segera diperluaskan untuk melakukan migrasi data. Kami sedang bekerja nanti akan diupdate," kata dia.

Dia menjelaskan serangan peretasan itu pelaku bisa mencari loophole atau semacam celah dalam website. Nezar berdalih dengan adanya celah itu jika dimanfaatkan hacker hingga bisa luput. "Jadi ini lagi kami evaluasi semuanya," kata Nezar.

Pilihan editor: Penjelasan BSSN soal Data Penting Nasional Diperjualbelikan di Dark Web

Catatan koreksi: Berita ini telah dikoreksi pada Selasa, 25 Juni 2024, pukul 15.06 WIB. Koreksi dilakukan pada nama lembaga yang terkena serangan ransomware.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Diduga Mata-mata, Tiga Warga Iran Dituduh Meretas Akun Para Pejabat AS

4 hari lalu

Ilustrasi hacker. mic.com
Diduga Mata-mata, Tiga Warga Iran Dituduh Meretas Akun Para Pejabat AS

Warga Iran didakwa AS dengan tuduhan peretasan terhadap akun-akun email pejabatnya.


Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

9 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Cara Kerja Nyamuk Wolbachia

Ada cara lain dalam pencegahan demam berdarah, yaitu menyebar virus wolbachia di kelompok nyamuk aedes aegepty menjadi nyamuk wolbachia


Masih Misteri, Satu Pasien Flu Burung di Amerika Belum Diketahui Asal Penularannya

10 hari lalu

Ilustrasi flu burung. REUTERS/Dado Ruvic
Masih Misteri, Satu Pasien Flu Burung di Amerika Belum Diketahui Asal Penularannya

Salah satu kemungkinan yang diantisipasi para ahli adalah penularan flu burung dari air susu sapi yang diminum si pasien.


Ketua Komisi I DPR Bilang Pemerintah akan Umumkan Temuan soal Kebocoran Data NPWP

11 hari lalu

Massa aksi dari Aliansi Keamanan Siber untuk Rakyat (AKAMSI) saat menyampaikan orasinya di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rabu, 10 Juli 2024. Aksi ini ihwal kebocoran data PDNS 2 Surabaya dan menyebabkan gangguan pelayanan publik di instansi pusat dan daerah. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ketua Komisi I DPR Bilang Pemerintah akan Umumkan Temuan soal Kebocoran Data NPWP

Meutya mengatakan bahwa dugaan kebocoran data NPWP tersebut sedang didalami oleh pemerintah.


Bareskrim Ungkap Kronologi Guru Honorer Retas dan Jual Data ASN BKN

11 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Himawan Bayu Aji memberikan keterangan saat konferensi pers kasus manipulasi data email, Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 7 Mei 2024. Dalam kasus tersebut polisi menangkap 5 tersangka 2 diantaranya warga Nigeria yang terlibat membuat email dan rekening palsu sejumlah perusahaan ternama dengan mengganti posisi huruf alfabet sehingga menyerupai aslinya dan merugikan korban sebesar 32 miliar. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Bareskrim Ungkap Kronologi Guru Honorer Retas dan Jual Data ASN BKN

Bareskrim Polri menjelaskan kronologi peretasan dan penjualan data ASN BKN yang dilakukan seorang guru honorer di Banyuwangi.


Guru Honorer di Banyuwangi Retas dan Jual Data ASN BKN, Raup US$ 8 RIbu

11 hari lalu

Ilustrasi - Hacker atau peretas mencoba membongkar keamanan siber. Pemerintah Indonesia menganggap banyak data pribadi yang dibocorkan Bjorka dari berbagai institusi bukanlah ancaman bagi negara dan data bersifat umum. (ANTARA/Shutterstock/am)
Guru Honorer di Banyuwangi Retas dan Jual Data ASN BKN, Raup US$ 8 RIbu

Bareskrim Polri menangkap seorang guru honorer yang diduga membobol dan menjual data pegawai BKN di dark web


DJP Sarankan Wajib Pajak Ganti Kata Sandi Cegah Kebocoran Data, Pakar Siber: Tidak Relevan

12 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
DJP Sarankan Wajib Pajak Ganti Kata Sandi Cegah Kebocoran Data, Pakar Siber: Tidak Relevan

Ketua CISSReC, Pratama Persadha mengatakan saran DJP mengubah kata sandi untuk mencegah terjadinya kebocoran data tidak relevan.


Menkopolhukam Pastikan Tiga PDN akan Dibangun di Cikarang hingga IKN

12 hari lalu

Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat kerja dengan Pansus DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 3 Juni 2024. Rapat kerja tersebut membahas RUU tentang perubahan atas undang - undang nomor 32 tahun 2014 tentang Kelautan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Menkopolhukam Pastikan Tiga PDN akan Dibangun di Cikarang hingga IKN

Menkopolhukam memastikan kelanjutan pembangunan PDN di tiga lokasi.


Serba-serbi Bjorka Jual 6 Juta Data NPWP Warga Indonesia

14 hari lalu

Kebocoran NPWP. (Bjorka/X)
Serba-serbi Bjorka Jual 6 Juta Data NPWP Warga Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani minta Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Kementerian Keuangan mengevaluasi dugaan pencurian data NPWP tersebut.


Sederet Kasus Kebocoran Data Terbaru 6 Juta Data NPWP Diretas Bjorka, Siapa Tanggung Jawab?

14 hari lalu

Ilustrasi - Hacker atau peretas mencoba membongkar keamanan siber. Pemerintah Indonesia menganggap banyak data pribadi yang dibocorkan Bjorka dari berbagai institusi bukanlah ancaman bagi negara dan data bersifat umum. (ANTARA/Shutterstock/am)
Sederet Kasus Kebocoran Data Terbaru 6 Juta Data NPWP Diretas Bjorka, Siapa Tanggung Jawab?

Bjorka, seorang hacker, diduga bertanggung jawab atas kebocoran data 6 juta data NPWP, termasuk milik Jokowi, Gibran, Kaesang, dan pejabat lainnya.