TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Laut atau KSAL Muhammad Ali mengklaim bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan berkomitmen untuk memperkuat TNI AL.
“Presiden terpilih ingin perkuat jajaran angkatan laut, khususnya armada kapal selam juga tambah. Mungkin dari berbagai negara nanti sudah siapkan,” katanya usai penyematan Brevet Kehormatan Hiu Kencana kepada Presiden Joko Widodo di Markas Komando Lintas Laut Militer, Jakarta Utara, pada Sabtu, 28 September 2024.
KSAL sempat mengungkit salah satu kesepakatan yang sudah dicapai pemerintah untuk memperkuat angkatan laut dengan pembelian dua unit Scorpène Evolved pada 28 Maret 2024. Pengadaan submarine class 1800–2800 tonnage dengan Advanced and Improved Propulsion (AIP) ditandatangani oleh perwakilan Kemhan RI bersama perwakilan Naval Group dari Prancis dan PT PAL Indonesia.
Kemhan, Naval Group, dan PT PAL sepakat produksi dua unit kapal selam itu seluruhnya dikerjakan di Surabaya, yang merupakan salah satu kerjasama alih teknologi (ToT/offset) dari pembelian kapal selam Naval Group.
“Dan kelas korpennya ini yang sudah evolve, yang terbaru, yang paling keluaran terakhir, yang sudah cukup canggih dari segi pendorongan maupun dari persenjataan,” katanya. Terlepas dari pengadaan tersebut, Ali menjelaskan Presiden Joko Widodo senantiasa menekankan pentingnya pembangunan alat utama sistem senjata (alutsista), termasuk armada kapal selam, di dalam negeri.
TNI AL saat ini diperkuat empat kapal selam yang seluruhnya tergabung di Komando Operasi Kapal Selam (Koopskasel) yang bermarkas di Armada II Surabaya, Jawa Timur. Empat kapal itu mencakup KRI Cakra-401, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.
Idealnya, kata Ali, Indonesia butuh banyak kapal selam. TNI AL disebut butuh diperkuat 12 kapal selam.
Pilihan Editor: KSAL Ingin Buat Kekuatan Kapal Selam Indonesia Disegani