INFO NASIONAL - Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintan daerah untuk mengelola dan mengurangi sampah di wilayahnya. Salah satunya Provinsi Nusa Tenggara Barat yang berhasil mengelola sampahnya hingga mencapai 64 persen.
Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Gita Ariadi, mengatakan, produksi sampah di wilayahnya yakni sebanyak 2.700 ton per hari. Dari jumlah itu total sampah yang terkelola mencapai 64,25 persen atau 1.740 ton per hari. "Terdiri dari pengurangan 424 ton per hari dan penanganan 1.3.16 ton per hari," kata dia dalam diskusi bertajuk 'Pengelolaan Sampah dan Energi Terbarukan', di Gedung Tempo, Kamis, 25 April 2024.
Lalu Gita Ariadi menjelaskan, hilirisasi persampahan di NTT melalui incenerator LB3 berkapasitas 300 kg per jam; block solution kapasitas 2-3 ton; pabrik pyrolisis kapasitas 2-3 ton plastik menjadi 600 liter solar; TPST Lingsar kapasitas 4 ton per hari; TPST SRF dan RDF yang menghasilkan pellet sampah 120 ton input 50 ton output; Rumah Maggot kapasitas 6,2 ton per hari; dan bank sampah 524 unit.
Ada 22 kebijakan regulasi pengelolaan sampah di NTB dengan sasaran, yakni, pengurangan sampah di tempat ibadah, penerapan kantor ramah lingkungan (Eco Office), revitalisasi gotong royong, pengelolaan sampah, pengelolaan sampah berbasis lingkungan sekolah, pengangkutan dan pengolahan sampahsejenis sampah rumah tangga dari kegiatan komersil, penetapan bank sampah induk regional di Provinsi NTB, pembentukan tim percepatan dan penanganan sampah di Provinsi NTB, rencana aksi daerah pengurangan penghapusan merkuri, rencana aksi daerah adaptasi perubahan iklim Provinsi NTB, pengelolaan sampah menuju NTB Net Zerowaste Province, dan penggantian karangan bunga menjadi tanaman bunga atau buah dalam pot.
Sebab, Lalu Gita Ariadi menegaskan, komitmen NTP dalam pengelolaan persampahan, yakni pertama, menghadirkan destinasi bersih dan nyaman. "NTB sebagai tujuan wisata nasional berkomitmen menjaga destinasi tetap bersih dan nyaman dengan mengelola sampah secara efektif, menjamin tempat-tempat wisata bebas dari sampah, dan memelihara lingkungan yang asri," ujarnya.
Kedua, mewujudkan sirkulasi ekomomi. "Melalui pengelolaan sampah, NTB berupaya mewujudkan ekonomi sirkular, meminimalkan pemborosan sumber daya, dan meningkatkan nilai ekonomi sampah melalui daur ulang dan penggunaan kembali," kata dia.
Ketiga, menuju NTB Net Zero Emission 2050. Menurut Lalu Gita Ariadi, pengelolaan sampah strategis di NTB diarahkan untum mengurangi emisi dengan mengoptimalkan pengurangan, penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah untuk mendukung pencapaian target NTB Net Zero Waste Emission 2050. (*)