Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dekan Unas Diduga Catut Nama Dosen UMT, Pengamat: Buntut Tuntutan Kuantitas Jurnal

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang (Unnes) Edi Subkhan menilai pencatutan nama dosen Universitas Malaysia Terengganu (UMT) oleh Dekan Universitas Nasional (Unas) Kumba Digdowiseiso terjadi karena tuntutan pemerintah yang tinggi untuk kuantitas publikasi jurnal ilmiah.

Dia menggarisbawahi bahwa target dari pemerintah soal angka publikasi menyebabkan sebagian kampus melakukan berbagai cara. "Menurut saya, karena memang pemerintah mendorong angka publikasinya naik. Bahkan ada yang sampai berkoordinasi dengan makelar jurnal yang dikatakan tidak bereputasi," kata Edi kepada Tempo, Sabtu, 13 April 2024.

Dia menegaskan, pemerintah selama ini hanya berfokus pada kuantitas publikasi jurnal, bukan kualitas. "Sayangnya pemerintah hanya menuntut kuantitas. Dulu, 2012 kalau tidak salah, seluruh kampus di Indonesia diminta minimal punya jurnal ilmiah. Yang didorong memang kuantitas publikasi. Jadi, bukan soal kualitas," tuturnya.

Karena peraturan pemerintah tersebut, dalam setahun kampus dituntut mempublikasikan sekian publikasi. Baik Scopus maupun Sciencedirect, "Seperti indeks kinerja utama atau IKU PTN." Hal tersebut menimbulkan kompetisi antar kampus hingga mendorong para dosen agar meningkatkan publikasi.

Kasus yang menyeret Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (Unas) itu, menurut Edi, harus bisa dibuktikan secara ilmiah. Seperti pemeriksaan silang termasuk pengakuan dari orang-orang yang dicatut namanya tersebut. Itu jadi hal yang paling penting agar bisa menjustifikasi apakah Kumba benar melalukan hal-hal yang sifatnya menyimpang dari kaidah keilmuan ilmiah atau tidak.

Edi menjelaskan, kasus ini memang patut dicurigai. Sebab, dari bidang keilmuan Kumba, yakni Ilmu Ekonomi Pembangunan, produktivitas sebanyak lebih dari 160 artikel dalam setahun adalah hal yang tak wajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kalau jurnal-jurnal Saintek sering kali lebih produktif memang karena skala di lab ada satu temuan dengan yang lain. Tapi kalau ekonomi dan bisnis maupun sosial humaniora, sebenarnya tidak secepat ini," katanya. 

Jadi, kasus ini, menurut Edi, merupakan hal yang luar biasa. Sebab, memang diduga mencatut nama dosen dari Malaysia untuk publikasi artikel dalam upaya menjaga kualitas ilmiahnya. "Kalau publikasinya sampai ratusan itu, berapa riset ya? Cukup dipertanyakan. Saya tidak yakin kalau itu melalui jalan yang benar. 

Sebelumnya, Retraction Watch melaporkan bahwa Kumba mencatut nama asisten profesor keuangan di Universitas Malaysia Terengganu, Safwan Mohd Nor. Sementara Safwan sama sekali tidak mengenal nama Kumba.

Kasus ini jadi perbincangan di X karena Dekan Unas tersebut diduga melanggar praktik publikasi penelitian di jurnal predator. UMT memang pernah dikunjungi Kumba. Namun, para dosen tersebut mengaku tak tahu menahu riset dan publikasi oleh sang guru besar muda Unas itu.

Pilihan Editor: Kapuspen Ungkap Pemilik Fortuner Pelat TNI Purnawirawan AU, Mantan Sestama BNPT

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bamsoet Publikasikan Hasil Riset Ilmiah Empat Pilar Kebangsaan

5 hari lalu

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet Publikasikan Hasil Riset Ilmiah Empat Pilar Kebangsaan

Bamsoet, publikasikan hasil riset ilmiah empat pilar kebangsaan dalam Jurnal Ketahanan Nasional, Universitas Gajah Mada, Vol 30 tahun 2024.


Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

Asisten profesor di University of Camridge Ilias Alami mengungkap dugaan tindakan plagiarisme oleh akademisi ITPLN.


Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

7 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

8 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.


Demi Lobster Kawan Vietnam

8 hari lalu

Demi Lobster Kawan Vietnam

Pemerintah membuka kembali keran ekspor lobster dengan syarat para pengusaha membudidayakannya di sini atau di Vietnam-tujuan utama ekspor lobster.


KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

9 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

Berdasarkan pencarian di Google Scholar, Kumba Digdowiseiso elah mempublikasikan 160 karya ilmiah di 2024.


Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

10 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.