INFO NASIONAL - Kementerian Sosial menciptakan gelang disabilitas rungu dan wicara atau Gruwi dan gelang disabilitas grahita atau Grita. Gelang-gelang ini didistribusikan secara cuma-cuma untuk membantu penyandang disabilitas. salah satunya penyandang down syndrome, Sasta, warga Desa Sungai Ruan Ilir, Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, untuk mengantisipasi bahaya dan menyampaikan perasaannya.
Meskipun keluarganya menghadapi kesulitan ekonomi, mereka tetap berjuang untuk memberikan perlindungan dan perhatian bagi Sasta. Gelang Grita menjadi sebuah alat yang membantu Sasta untuk beraktivitas. Gelang ini juga memungkinkan orang-orang di sekitarnya memahami perasaan yang sedang dirasakan oleh Sasta. Sebagai seseorang yang pandai berdzikir, Sasta sering kali menemukan kenyamanan dan ketenangan dalam berdoa.
"Gelang Grita membantu orang-orang di sekitar Sasta untuk mengetahui perasaannya. Ini sangat membantu dalam memberikan dukungan dan perhatian kepada Sasta," kata pekerja sosial dari Sentra Budi Perkasa Palembang, Rahmat Kurniawan.
Kementerian Sosial turut memberikan bantuan melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), yang meliputi modal usaha sembako, bantuan sembako dan nutrisi, serta empat unit rak besi untuk usaha mainan ayah Sasta. Langkah ini diharapkan dapat membantu keluarga Sasta meningkatkan taraf hidup mereka dan memperkuat ekonomi keluarga.
"Tak hanya memberikan bantuan, Kementerian Sosial juga akan terus melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan kelangsungan usaha sembako dan kesejahteraan keluarga Sasta," ujar Rahmat.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Sasta dan keluarga dapat menghadapi tantangan dengan lebih kuat, serta menjalani kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan. Grita untuk Sasta bukan hanya sebuah gelang, tetapi juga sebuah simbol solidaritas dan dukungan bagi semua penyandang disabilitas yang membutuhkan bantuan.(*)