TEMPO.CO, Jakarta - Pengembang Sirekap dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yudistira Dwi Wardhana Asnar menjawab tudingan data sistem informasi rekapitulasi atau Sirekap sempat tidak berubah pada 14 Februari 2024 pukul 18.00-21.00.
Pada 14 Februari, kata dia, data suara pertama yang masuk ke Sirekap berasal dari tempat pemungutan suara atau TPS 01 Marik May, Malobotom, Sorong pada pukul 11.04 WIB. Dia pun memperlihatkan grafik yang memperlihatkan bagian bawahnya agak naik sedikit.
Baca juga:
"Itu adalah jumlah kenaikan mulai dari jam 18.30 sampai hari berikutnya jumlah naiknya datanya seperti apa," kata Yudistira dalam sidang di Gedung MK, Jakarta pada Rabu, 3 April 2024.
Adapun Yudistira menghadiri sidang sebagai saksi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang merupakan termohon dalam perkara ini. Lebih lanjut, dia menjelaskan mengapa perolehan suara baru masuk lagi pukul 18.30.
"Kita dihantam DDoS (distributed denial of service) sejak pagi dan baru kita bisa revive (menghidupkan kembali) sampai 18.30," tutur Yudistira.
Serangan DDoS menargetkan situs web dan server dengan mengganggu layanan jaringan. Pelaku membanjiri situs dengan lalu lintas yang menyimpang, sehingga web tidak bisa berfungsi dengan benar.
Yudistira menceritakan, perlu banyak perjuangan sehingga serangan tersebut dapat dihentikan. Setelah serangan teratasi, data-data masuk secara signifikan. "Kita bisa lihat kebetulan grafiknya segitiga ya peak-nya, antreannya begitu," ujar Yudistira.
Dia juga menanggapi tuduhan-tuduhan tersebut. "Sampai akhirnya ada tuduhan-tuduhan kita menggunakan ini itu ini itu, ya enggak papa."
Sidang PHPU Pilpres hari ini adalah yang keempat, dengan agenda pembuktian dari KPU selaku termohon dan Bawaslu selaku pemberi keterangan. Dalam sidang ini, KPU dan Bawaslu menghadirkan sejumlah ahli dan saksi.
Selain KPU dan Bawaslu, hadir juga Tim Hukum Anies-Muhaimin sebagai perwakilan pemohon I dan Tim Hukum Ganjar-Mahfud sebagai pemohon II. Turut hadir Tim Pembela Prabowo-Gibran sebagai pihak terkait.
Pilihan editor: Franz Magnis Suseno Soroti Perilaku Jokowi dalam Pemilu 2024: Presiden Gunakan Kekuasaan Mirip Pimpinan Mafia