TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat (PT KAN) di Bontang, Kalimantan Timur pada Kami, 29 Februari 2024. Menurut Jokowi, amonium nitrat yang diproduksi di pabrik tersebut bisa membantu industri pertahanan di Indonesia agar tidak bergantung kepada negara asing.
Jokowi mengatakan bahwa amonium nitrat bisa menjadi bahan baku untuk berbagai industri, di antaranya industri pertahanan dan industri pangan. Zat tersebut, kata dia, bisa digunakan sebagai bahan untuk memproduksi peledak hingga pupuk NPK.
“Tadi saya lupa (menyampaikan) bahwa amonium nitrat ini juga menjadi bahan baku bagi industri pertahanan kita. Utamanya untuk peledak,” kata Jokowi dalam keterangan pers setelah meresmikan PT KAN, seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden.
Kepala Negara berujar produksi bahan baku peledak di dalam negeri akan mengurangi ketergantungan Indonesia kepada negara-negara lain di sektor pertahanan. “Nah, kalau kita sudah punya juga bahan bakunya, kita tidak tergantung dengan negara lain,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Diketahui, PT KAN adalah perusahaan patungan dua BUMN, yaitu PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Dahana. KAN merupakan perusahaan industri kimia yang berdiri sejak 2003.
Pabrik ini mampu memproduksi sekitar 75 ribu ton amonium nitrat setiap tahunnya. Selain sebagai bahan peledak, amonium nitrat juga bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk NPK.
Menurut Jokowi, saat ini Indonesia masih mengimpor sekitar 13 persen kebutuhan amonium nitrat nasional. Melalui pembangunan PT KAN, Jokowi berharap Indonesia bisa lebih mandiri dan berdikari, khususnya di bidang pertahanan dan pangan.
"Kita harapkan dengan selesainya pembangunan industri Kaltim Amonium Nitrat ini, kemandirian kita, produktivitas kita di bidang pangan menjadi lebih mandiri, lebih berdikari dan investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp 1,2 triliun itu tidak sia-sia," tutur Jokowi.
Saat meresmikan PT KAN, Jokowi didampingi oleh beberapa menteri dan pejabat negara. Di antaranya Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, hingga Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Wiranto.
Pilihan Editor: Jokowi Sebut Indonesia Lebih Aman dari Resesi Dibanding Negara-negara Besar
SULTAN ABDURRAHMAN | AMELIA RAHIMA SARI