TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan setengah permasalahan bangsa tuntas jika penegakan hukum dilakukan dengan benar. Hal ini diungkapkan Mahfud Md saat memberi sambutan dalam acara pengukuhan Profesor Siti Marwiyah sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Tata Negara pada Fakultas Hukum Universitas Dr. Soetomo di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 16 September 2023.
Profesor Siti Marwiyah merupakan adik kandung Mahfud MD yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Dr. Soetomo Surabaya. “Ini pernyataan saya, kalau di Indonesia ini penegakan hukum bisa dilakukan dengan baik, dengan benar, maka 50 persen dari seluruh persoalan bangsa ini selesai,” kata Mahfud MD yang memberikan sambutan, dikutip dari siaran pers, Sabtu, 16 September 2023.
Mahfud menjelaskan terdapat dua dasar utama yang harus ada dalam upaya penegakan hukum di Indonesia. Pertama adalah kepastian hukum bagi dunia usaha, antara lain pebisnis dan pelaku investasi serta kalangan atas lainnya. Yang kedua, perlindungan hukum untuk masyarakat bawah.
“Penegakan hukum itu ujungnya dua, satu kepastian bagi yang di atas, kedua perlindungan bagi yang di bawah,” kata Mahfud MD.
Mahfud berpendapat tidak adanya kepastian hukum ini menjadi salah satu alasan utama kenapa nilai Indonesia di mata dunia internasional jatuh dalam hal pemberantasan korupsi. “Ini yang sedang kami tangani sekarang,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Mahfud MD juga menjelaskan permasalahan hukum di Indonesia justru terjadi di tengah makin banyaknya sarjana hukum, termasuk guru besar ilmu hukum. Oleh karena itu, menurut Mahfud, yang perlu dikedepankan bukan hanya mempelajari teori-teorinya, melainkan mengasah moralitasnya.
“Mendapat gelar guru besar itu tidak sulit, asal kita mau. Begitupun di bidang ilmu hukum. Di bidang ilmu hukum itu yang terpenting bukan ilmunya, karena ilmu untuk menjadi guru besar atau tidak jadi guru besar, sekarang mudah sekali diakses di internet. Yang sulit itu adalah membangun integritas moral. Itu yang penting,” tutur Mahfud MD.
Jika hanya fokus pada teori, ujar Mahfud, maka mahasiswa ilmu hukum bisa jadi akan lebih pintar dari dosennya. Mahfud mengungkapkan itu terjadi karena mahasiswa bisa lebih cepat mendapatkan sumber literatur di internet dibanding harus mendengarkan penjelasan dosen.
“Yang terpenting adalah integritas moral, kejujuran, keberanian, dan ketegasan dalam menegakkan hukum. Sekarang ini di Indonesia banyak sekali sarjana hukum, tapi masalah hukum menjadi salah satu penyakit yang paling besar di Indonesia,” kata Mahfud MD.
Pilihan Editor: Konflik Pulau Rempang: Respons Jokowi, Anies Baswedan, Mahfud MD, Panglima TNI sampai Masyarakat Adat