Menanggapi pernyataan Puan, Muhaimin Iskandar pun memastikan pihaknya masih membuka lebar pintu koalisi. Dia menyatakan dalam politik, usia itu bukan menjadi masalah. Dia menyatakan dinamika politik saat ini baru akan menemukan kepastiannya pada pertengahan Oktober, menjelang pendaftaran pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Ya sebetulnya politik itu kan bukan soal waktu. Waktu itu ujungnya adalah pertengahan Oktober disitulah finishing dari semua proses dinamika yang sedang kita lakukan hari ini," kata Muhaimin.
PKB, kata Muhaimin, akan selalu membuka diri untuk berkoalisi dengan partai mana pun. Bahkan, dia menilai hubungan partainya dengan PDIP sudah seperti hubungan keluarga.
Ketika ditanyai apakah pertemuan PKB dan PDIP akan menentukan tenggat waktu tertentu PKB akan pindah koalisi atau tetap di KIR, Muhaimin hanya mengatakan hal tersebut akan dibicarakan dengan Gerindra.
"Toh nanti ada titik temu baru antara PDIP dan PKB tentu saya akan bicarakan ke Pak Prabowo. Kapan dan bagaimana, misalnya," kata dia.
Akan bicara dengan Prabowo untuk tentukan sikap PKB
Muhaimin juga mengatakan sampai hari ini, PKB terus berproses mengikuti dinamika dan berdialektika. Dia pun memastikan akan berbicara dengan Ketua Umum Gerindra sekaligus calon presiden dari KIR, Prabowo Subianto, untuk menentukan sikap partanya.
"Saya ajak bicara Pak Prabowo, tapi sejauh ini pak Prabowo pasti akan selalu menjadi tempat kita berkonsultasi dalam PKB mengambil sikap," kata dia.
PDIP saat ini telah berkoalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura dan Partai Perindo untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Meskipun demikian, mereka tampak masih terus menggoda partai lain seperti PKB dan Partai Demokrat untuk ikut dalam gerbong politik mereka.
Sementara PKB saat ini dinilai sedang berada di persimpangan jalan setelah nama Muhaimin Iskandar disebut Puan Maharani sebagai satu dari lima kandidat cawapres pendamping Ganjar Pranowo. Pasalnya, mereka belum mendapatkan kepastian dari KIR bahwa Muhaimin akan mendampingi Prabowo Subianto. Bahkan, sejumlah pihak menilai Prabowo akan lebih condong memilih Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapresnya. Pasalnya, Erick dinilai memiliki elektabilitas yang lebih tinggi.