TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB Syaiful Huda menanggapi pidato Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh yang menyatakan konsep revolusi mental gagasan Presiden Joko Widodo alias Jokowi belum berjalan maksimal. Menurut Huda, pernyataan itu tergantung dari perspektif masing-masing pihak.
Menurut Huda, Surya memang punya hak untuk mengkritik konsep revolusi mental. Ia menilai hal tersebut merupakan bagian dari dinamika politik dan wajar dilontarkan. Pun berkaca dari situasi belakangan ini, Huda menilai wajar pula jika NasDem memutuskan tidak jadi bagian dari arus Presiden Jokowi.
“Pak Surya punya hak untuk menilai apakah berhasil atau belum. Wajar menurut saya. Dinamika politik. Lebih-lebih hari ini beliau ambil pilihan untuk tidak jadi bagian dari arusnya Pak Jokowi, saya kira wajar,” kata Huda di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin, 17 Juli 2023.
Usai mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden, Partai NasDem kerap mendapatkan sindiran dari parpol pendukung Jokowi. Pasalnya, Anies disebut-sebut merupakan antitesa Presiden.
Salah satu partai yang kerap mengkritik NasDem adalah partai pengusung Jokowi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto kerap menyindir NasDem yang menjagokan antitesa Presiden Jokowi.
Pernyataan Surya ihwal revoluasi mental ini juga ditanggapi Hasto. Dalam kesempatan terpisah, Hasto menilai Surya mestinya melakukan otokritik terlebih dulu, sebelum menyampaikan pernyataan ke publik.
Menurut Hasto, salah satu hal yang membuat konsep revolusi mental jadi terhambat karena ada pihak yang menyalahgunakan hukum melalui Kejaksaan Agung. Seharusnya, kata dia, hal itulah yang perlu dicermati NasDem sebelum melontarkan kritik terhadap Jokowi.
“Saat itu ada yang menyalahkan hukum melalui Jaksa Agung sebagai instrumen kekuasaannya. Sehingga itu seharusnya sebelum menyampaikan ke publik, melakukan otokritik terlebih dulu,” kata Hasto di iNews Tower, Jakarta, Senin, 17 Juli 2023.
Sebelumnya, Surya Paloh menyinggung revoluasi mental, jargon yang kerap digembor-gemborkan Jokowi, belum terimplementasi di Indonesia. Menurut Surya, revolusi mental ini belum berjalan maksimal.
"Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan. Apa yang harus berani kami nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kami miliki?" kata Surya di Stadion GBK, Ahad, 16 Juli 2023.
Mulanya, Surya bercerita jika partainya mendukung Presiden Jokowi karena punya kesamaan visi. Salah satunya adalah konsep revolusi mental.
Dia menjelaskan, NasDem mau memberikan dukungan yang totalitas kepada Jokowi karena yakin dengan konsepsi gagasan dan pemikiran Jokowi. Dia menyebut pada saat itu, partainya yakin progres berbangsa dan bernegara akan jauh lebih hebat seperti apa yang diharapkan.
"Pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kami, senapas sebangun, sejalan," ujar Surya.
Pilihan Editor: NasDem Bantah Surya Paloh Bahas Soal Reshuffle Saat Bertemu Jokowi di Istana