Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polemik Ucapan Said Aqil Siradj Soal PKB Adalah NU, Begini Sejarah 97 Tahun Nahdlatul Ulama

Logo Nahdlatul Ulama. nu.or.id
Logo Nahdlatul Ulama. nu.or.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ucapan Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj memantik polemik tersendiri. "Jadi PKB adalah NU, NU adalah PKB, harus kita dengungkan itu, ga boleh surut, ga boleh kendor," katanya di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin, 30 Januari 2023, saat Sarasehan Nasional Satu Abad NU

Said Aqil Siradj membantah pernyataan yang menyebut NU harus jauh dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurut Said, pernyataan tersebut hanya diucapkan oleh orang yang melupakan sejarah antara PKB dan NU. 

Ia pun menanggapi beberapa pihak yang tak setuju dengan pernyataannya. "Itu (yang mengeluarkan pernyataan) karena enggak senang dengan Pak Muhaimin barangkali yang ngomong gitu itu. Ketuanya siapapun NU, ketua siapapun PKB, tidak boleh itu dihilangkan dari ingatan kita," ujarnya.

Baca: Soal NU Harus Jauh dari PKB, Said Aqil: Yang Ngomong Tak Senang dengan Muhaimin

97 Tahun Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan sebuah organisasi yang dilahirkan oleh sejumlah ulama di Kertopaten, Surabaya antara lain KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri pada 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H. Nahdlatul ulama atau NU secara harfiah berarti “Kebangkitan para Ulama”.

Pada awal abad ke- 20 memang telah lahir beragam perkumpulan atau organisasi keagamaan dengan motivasi yang beragam, mulai dari alasan sosial-politik untuk menggalang solidaritas umat Islam guna menentang kolonialisme sampai faktor keagamaan yakni untuk mempertahankan sekaligus menyebarkan pandangan atau wawasan teologi keislaman yang mereka yakini.

Disarikan dari Digilib.uin-suka.ac.id, sejarah mencatat, jauh sebelum NU lahir dalam bentuk organisasi, NU sudah ada dalam bentuk komunitas yang terikat kuat oleh aktivitas sosial keagamaan yang memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. 

Kelahiran Nahdlatul Ulama

yang sudah ada. Dengan kata lain, wujud NU sebagai organisasi keagamaan hanya sekedar penegasan formal dari mekanisme informal

para ulama sepaham, yaitu pemegang teguh salah satu dari empat madzhab Fikih: Syafii, Maliki, Hanafi dan Hambali yang telah ada jauh sebelum organisasi NU lahir.

Pembentukan NU merupakan upaya dan peran ulama pesantren supaya wilayah kerja keulamaan lebih ditingkatkan, dikembangkan dan diluaskan jangkauannya. Maka NU didirikan untuk menjadi wadah bagi usaha menyatukan langkah para ulama atau kiai pesantren, dalam pengabdian yang tidak lagi hanya sebatas pada pesantren, namun lebih ditingkatkan pada kepekaan masalah sosial, ekonomi, politik dan urusan kemasyarakatan umumnya. 

Setidaknya ada tiga motivasi yang menjembatani kelahiran NU, berikut diantaranya:

1. Motivasi keagamaan untuk mempertahankan agama Islam dari serangan politik kristenisasi yang dilancarkan oleh kolonialisme Belanda secara terang-terangan, terutama sejak awal abad ke-20.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

2. Mempertahankan paham ortodoksi Ahlussunnah wal- Jama'ah dari serangan kaum modernis Islam yang mengusung jargon purifikasi ajaran keislaman.

Wahabisme adalah aliran keagamaan yang keras dan bahkan ekstrem. Ekstremisme itu ditunjukkan dengan sikap menentang terhadap segala hal dan ihwal praktik keagamaan, yang menurutnya penuh takhayyul, bid'ah, khurafat dan syirik, termasuk madzhab yang tidak ada dalam al-Qur'an dan Hadis. Paham Wahabisme bukan hanya mengecam cara berdakwah, tetapi juga mendobrak tradisi keilmuan dan praktik keagamaan yang dianut para ulama tradisional.

3. Membangun semangat nasionalisme untuk mencapai kemerdekaan dari penjajahan

Belanda. Sejarah sebelumnya telah memberi pelajaran berharga bagi para pejuang muslim Nusantara, perlawanan dalam bentuk fisik secara sporadis telah berakhir dengan kegagalan. 

Lalu dinilai dibutuhkan strategi baru untuk melawan pihak kolonial. Strategi yang dimaksud adalah dengan membentuk sebuah organisasi sebagai alat komunikasi bersama umat Islam, menyiarkan sekaligus mempertahankan agama Islam.

Oleh karena itu, pada 1924 Kiai Wahab Chasbullah yang dikenal sebagai ulama, politisi sekaligus inisiator terbentuknya NU mengusulkan kepada Kiai Hasyim untuk mendirikan organisasi perkumpulan ulama. Akan

Namun, usulan ini ditolak oleh Kiai Hasyim dengan alasan belum cukup kuat bukti untuk mendirikan organisasi tersebut. Barulah pada 31 Januari 1926 M, setelah alasan dipandang cukup memadai, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari merestui pendirian organisasi para ulama tersebut, yang kini dikenal dengan Nahdlatul Ulama.

ANNISA FIRDAUSI  I  SDA

Baca juga: Mahfud Sebut Dakwah yang Lentur dan Dekat dengan Budaya Lokal jadi Kunci NU Bertahan 100 Tahun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Muhaimin Desak Investigasi Bocornya Putusan MK Soal Gugatan Sistem Pemilu

18 menit lalu

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin usai menyambangi kediaman Wakil Presiden Ma'ruf Amin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 15 Mei 2023. TEMPO/Ima Dini Shafira
Muhaimin Desak Investigasi Bocornya Putusan MK Soal Gugatan Sistem Pemilu

Ketua PKB Muhaimin Iskandar meminta MK melakukan investigasi atas munculnya informasi dari Denny Indrayana soal putusan sistem pemilu.


Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

2 jam lalu

Ilustrasi Madrasah. antaranews.com
Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

Nahdlatul Ulama Depok tengah fokus dalam pengembangan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan terutama madrasah.


Yahya Cholil Staquf dan Haedar Nashir Bertemu, Ini Profil Ketua Umum PBNU dan Muhammadiyah

1 hari lalu

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf (kanan) menerima kehadiran dari Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir di Gedung Nahdlatul Ulama, Jakarta, Kamis, 25 Mei 2023. Pertemuan tersebut dilakulan dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan membahasan isu terkini yang terjadi di Indonesia. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Yahya Cholil Staquf dan Haedar Nashir Bertemu, Ini Profil Ketua Umum PBNU dan Muhammadiyah

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir bertemu. ini profil ketua organisasi Islam terbesar di Indonesia.


Sandiaga Uno Cerita Ditanya Gus Dur Soal Status Orang NU: Saya Kalau Subuh Baca Qunut

3 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno menghadiri acara Halal Bihalal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Jakarta Selatan di Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis, 25 Mei 2023/Ima Dini/Tempo
Sandiaga Uno Cerita Ditanya Gus Dur Soal Status Orang NU: Saya Kalau Subuh Baca Qunut

Sandiaga Uno menceritakan pertemuan pertamanya dengan Gus Dur lebih dari dua dekade lalu.


Gus Yahya Larang Para Capres dan Cawapres Gunakan Identitas NU dalam Pemilu 2024

3 hari lalu

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir (kedua dari kiri) didampingi Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mu'ti (kiri) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf (kedua dari kanan) didampingi Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Amin Said Husni (kanan) saat memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Gedung Nahdlatul Ulama, Jakarta, Kamis, 25 Mei 2023. Pertemuan tersebut dilakulan dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan membahasan isu terkini yang terjadi di Indonesia. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Gus Yahya Larang Para Capres dan Cawapres Gunakan Identitas NU dalam Pemilu 2024

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf melarang para capres atau cawapres menggunakan identitas Nahdlatul Ulama sebagai modal politik di Pemilu 2024.


Larang Identitas NU Dipakai Modal Politik Pemilu, Gus Yahya: Mereka Harus Punya Kredibilitasnya Sendiri

3 hari lalu

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan 1444 H. Foto: PBNU
Larang Identitas NU Dipakai Modal Politik Pemilu, Gus Yahya: Mereka Harus Punya Kredibilitasnya Sendiri

Ketua Umum PBNU Gus Yahya berujar setiap politikus harus berkompetisi menggunakan prestasi dan kredibilitasnya masing-masing.


Heru Budi Hadiri Halalbihalal PWNU: Buka Peluang untuk Kemajuan dan Kebermanfaatan

4 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat memimpin upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-115 di Lapangan Silang Monumen Nasional (Monas) sisi selatan, Jakarta Pusat, Senin, 22 Mei 2023. Dok. Pemprov DKI Jakarta.
Heru Budi Hadiri Halalbihalal PWNU: Buka Peluang untuk Kemajuan dan Kebermanfaatan

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menilai halalbihalal Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) dapat melahirkan ide dan gagasan baru untuk kebermanfaatan masyarakat.


Cak Imin Yakin Arah Dukungan Jokowi Condong ke Prabowo

5 hari lalu

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tiba di rumah mantan Wapres Boediono/Ima Dini Shafira/Tempo
Cak Imin Yakin Arah Dukungan Jokowi Condong ke Prabowo

Cak Imin tidak mempermasalahkan jika Jokowi dinilai sebagai sosok yang bermain dua kaki. Menurut dia, Presiden memang mesti begitu.


6 Permintaan dan Pesan Try Sutrisno Usai Dikunjungi Cak Imin, Kembalikan Indonesia pada UUD 1945

7 hari lalu

Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin melakukan kunjungan politik ke rumah kediaman Mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno. TEMPO/ MIRZA BAGASKARA
6 Permintaan dan Pesan Try Sutrisno Usai Dikunjungi Cak Imin, Kembalikan Indonesia pada UUD 1945

Try Sutrisno sampaikan ragam permintaan dan pesan usai dikunjungi Cak Imin. Salah satunya untuk kembalikan Indonesia pada UUD 1945.


Wajah 5 Menteri Jokowi Terjerat Kasus Korupsi, Juliari Batubara hingga Johnny G. Plate

8 hari lalu

Menteri Sosial, Juliari Batubara, seusai melakukan pertemuan tertutup dengan  Pimpinan KPK, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Senin, 11 November 2019. Dalam pertemuan ini membahas mengenai pemantapan sinergi untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Sosial. TEMPO/Imam Sukamto
Wajah 5 Menteri Jokowi Terjerat Kasus Korupsi, Juliari Batubara hingga Johnny G. Plate

Sejumlah Menteri era Jokowi tersandung kasus korupsi termasuk Juliari Batubara dan Johnny G. Plate. Ini wajah mereka.