TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa Ferdy Sambo mengaku tidak mengetahui siapa yang mengajak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J untuk isolasi mandiri ke rumah dinasnya di Kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan, pada 8 Juli lalu.
Mantan Kepala Divisi Propam Polri ini menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa sidang pembunuhan berencana Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini, Selasa, 10 Januari 2023. Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso mencecar Ferdy Sambo siapa yang mengajak Brigadir Yosua ke rumah dinasnya. Pasalnya, hakim mengatakan Richard menyebut Ferdy Sambo merencanakan lokasi eksekusi di rumah Duren Tiga.
“Penjelasan tentang cerita tidak benar atau skenario itu saya jelaskan ke Richard setelah penembakan di Duren Tiga, bukan di lantai Saguling,” kata Ferdy Sambo.
“Bagaimana ceritanya sampai harus ke Duren Tiga kalau memang saudara membantah keterangan itu?” tanya hakim.
“Saya sudan sampaikan setelah istri saya berangkat untuk isolasi, kemudian saya sampaikan ke istri saya bahwa ‘ya sudah kamu isolasi dulu, saya juga mendampingi Kapolri olahraga bulu tangkis. Nanti malam saya akan panggil yosua’. Kemudian istri saya berangkat,” ujar Sambo.
Ferdy Sambo mengatakan isolasi mandiri adalah kebiasaan keluarganya, namun ia mengatakan tidak mengatur siapa saja yang mesti ikut isolasi.
“Bahwa ajudan dan ART ini sudah lama ikut kami, mereka sudah tahu siapa yang harus isolasi, siapa yang harus melakukan PCR. Saya tidak lagi mengurusi siapa yang harus isolasi, siapa yang harus PCR,” kata Ferdy Sambo.
“Tadi saudara tahu istri saudara dikawal oleh terdakwa Kuat Ma’ruf, Richard Eliezer, ART saudara Susi, Ricky Rizal serta korban. Saudara tahu itu?
“Saya tahu setelah kejadian di Duren Tiga,” kata Ferdy Sambo.
Sebelumnya, Richard Eliezer Pudihang Lumiu mengatakan Ferdy Sambo sempat meminta Richard menjawab hendak isolasi mandiri jika ada yang bertanya kenapa pergi ke rumah Duren Tiga.
Hal ini diungkapkan Richard saat ditanya hakim perihal apa yang terjadi di rumah Saguling 3 ketika ia diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 5 Januari 2023. Kepada hakim, Richard mengatakan Ferdy Sambo menanyakan di mana senjata api Yosua setelah ia menyampaikan rencana pembunuhan. Saat itu, Richard mengatakan Putri Candrawathi juga berada di samping Ferdy Sambo.
“Terus ditanya ke saya senpinya Yosua mana. Saya bilang ‘siap!’ karena seingat saya kan Bang Ricky simpan di dashbord mobil Lexus. Saya bilang ‘siap ada di mobil Lexus Bapak’. ‘Nanti habis ini kau turun ke bawah ambil senpinya, bawa naik lagi ke sini’. ‘Siap Bapak!’ kata Richard menirukan perintah Ferdy Sambo.
Richard mengatakan hanya ia dan Ricky Rizal yang mengetahui jika pistol HS-9 dengan nomor seri H233001 milik Yosua diamankan di dalam dashboard mobil Lexus yang membawa rombongan Putri Candrawathi dari Magelang ke rumah Saguling.
“Terus sudah selesai saya mau berdiri, Pak Sambo diam, lanjut nangis. Saya izin ke bawah untuk ambil senpi. Pas berdiri Pak Sambo bilang ‘Chad nanti kalau ada yang tanya bilang aja mau isolasi’. ‘Siap bapak’ saya langsung turun,” kata Richard.
Richard mengatakan Ferdy Sambo menyampaikan detail skenario palsu yang telah dia susun agar kematian Yosua terkesan akibat upaya bela diri oleh Richard Eliezer. Dalam skenario itu, menurut Richard, Sambo telah menyebut peristiwa itu terjadi di rumah Komplek Duren Tiga.
“Jadi gini Chad, lokasinya di 46 (nomor rumah dinas). Nanti di 46 itu Ibu dilecehkan oleh Yosua, terus Ibu teriak kamu respons, terus Yosua ketahuan. Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal,” kata Richard menirukan skenario palsu yang dipersiapkan Sambo.
Richard mengatakan saat itu Ferdy Sambo menyampaikan jelas perintahnya dan memastikan Putri Candrawathi mendengarnya. Kemudian Ferdy menjelaskan kembali skenarionya dan menguatkan Richard.
“Sudah kamu enggak usah takut karena posisinya itu pertama kamu bela Ibu. Yang kedua kamu bela diri karena dia nembak duluan,” kata Richard mengulangi omongan Ferdy Sambo.
Richard mengaku Putri Candrawathi saat itu sempat berbicara dengan Ferdy Sambo. Meski terdengar samar, Richard mengaku mendengar Putri menyinggung soal CCTV dan sarung tangan.
Richard bahkan melihat Ferdy Sambo sudah mengenakan sarung tangan hitam dan memberikannya sekotak amunisi 9 milimeter, serta memerintahkannya mengisi amunisi pistol Glock-17 miliknya.
Eksekusi Yosua berlangsung antara pukul 17.11-17.16 ketika Ferdy Sambo tiba di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga. Ferdy Sambo memegang leher belakang Yosua dan mendorongnya hingga berada di depan tangga lantai satu. Yosua berhadapan dengan Ferdy Sambo dan Richard Eliezer, sementara Kuat Ma’ruf berada di belakang Ferdy Sambo dan Ricky Rizal bersiaga apabila Yosua melawan. Kuat Ma’ruf juga menyiapkan pisau yang ia bawa dari Magelang untuk berjaga-jaga apabila Yosua melawan. Adapun Putri Candrawathi berada di kamar lantai satu yang hanya berjarak tiga meter dari posisi Brigadir J.
Baca: Ferdy Sambo Akui Perintahkan Richard Eliezer Tembak Brigadir Yosua